GridPop.ID - Berikut ini adalah akibat jarang melakukan hubungan intim dengan pasangan, pasutri wajib tahu.
Memangnya berapa frekuensi hubungan intim yang ideal bagi pasutri?
Melansir Kompas.com, dr Boyke Dian Nugraha, DSOG, MARS menerangkan bahwa sebenarnya tak ada batasan baku soal frekuensi hubungan intim.
"Sepanjang keduanya berhasrat, sanggup melakukannya, dan sama-sama menikmatinya, kenapa tidak?" ujar dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang juga konsultan seksologi ini.
Terlebih, hubungan yang paling intim antara suami dan istri ini sebaiknya memang bersifat spontan, tanpa pernah diembel-embeli segala macam aturan atau bahkan dibuatkan jadwal ketat.
Ia khawatir jika hubungan seksual justru akan menjadi sebuah bentuk pemaksaan atau kewajiban belaka sehingga tak mencapai puncak kepuasan yang diinginkan kedua belah pihak.
Kendati tak ada pola baku, Boyke menganjurkan agar suami-istri berintim-intim secara teratur 1-4 kali seminggu.
Pertimbangannya, frekuensi tersebut sesuai ritme tubuh atau kondisi fisiologis pria maupun wanita.
Jika seseorang jarang bercinta dengan pasangannya, ternyata menimbulkan bahaya di baliknya apalagi bagi wanita.
Melansir thehealthwareness.com via GridHype.ID, frekuensi berhubungan intim yang rendah bisa berdampak pada beberapa hal yaitu:
- Sering Sakit-sakitan
Baca Juga: Apakah Benar Posisi Hubungan Intim Doggy Style Bisa Merusak Vagina? Begini Kata Dokter
Secara otomatis sistem imun dalam tubuh akan menurun jika tidak pernah berhubungan seks dengan pasangan.
Hal ini pun akan membuat daya tahan tubuh berkurang dan rentan terkena penyakit.
- Sulit Terangsang
Jika istri jarang berhubungan seksual dengan suami maka akan sulit terangsang lantaran kehilangan nafsu bercinta.
Kian mengerikannya lagi, hormon seks si wanita bisa lenyap secara perlahan.
Apalagi jika pasangan tinggal berjauhan.
Saat pasutri jarang bersentuhan dan tidur bersama, secara otomatis hal ini membuat hubungan dengan pasangan semakin jauh.
- Meningkatkan Stres
Hormon rasa senang akan jarang keluar lantaran lama tidak bercinta.
Hal tersebut memicu terjadinya stres.
Melakukan hubungan intim secara rutin akan mengurangi hormon penyebab stres dan membuat tubuh menjadi lebih rileks.
- Depresi
Frekuensi bercinta yang jarang akan membuat wanita depresi dan mengalami sedih berkepanjangan.
Penelitian telah menunjukan bahwa berhubungan seks secara teratur mampu melawan depresi.
Di sisi lain, melansir dari thesun.co.uk, jarang berhubungan seks ternyata membuat perempuan berisiko menderita atrofi vagina.
Atrofi vagina merupakan kondisi yang menyebabkan dinding vagina menjadi tipis dan kering.
Penyakit ini biasanya dialami oleh perempuan yang hendak atau sudah menopause karena tubuh memproduksi lebih sedikit estrogen.
Gejala umumnya keluar cairan, terasa gatal, panas, kesulitan buang air kecil dan sakit ketika berhubungan seksual.
Seorang ahli terapi seks di London, Dr Louise Mazanti juga mengatakan frekuensi berhubungan intim juga berperan terkait penyakit atrofi vagina.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,GridHype.ID |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar