Melansir seoul.co.kr, pada tahun itu belum ada teknologi pembuatan TV. Pemerintah lantas mendukung siaran TV dengan mengimpor 20.000 TV tanpa pajak masuk atau bea.
Penyiaran TV komersial mulai bergeliat seiring dibukanya TBC TV pada 1964 dan MBC pada 1969.
Pada periode yang sama, perusahaan elektronik terkemuka Goldstar turut mengembangkan teknologi penyiaran TV dengan memproduksi receiver TV.
Sejak saat itu, pengguna TV menyebar pesat, dari mulai 118.000 unit pada 1968 menjadi 379.000 pada 1970.
Pada periode tersebut, tayangan berorientasi pada sejarah atau keluarga dengan fokus pada nilai-nilai budaya dan isu-isu sosial Korsel.
Beberapa judul yang populer, antara lain Sajikgol Old West Room, Snowfall, dan The Frog Husband.
Drakor terkenal dengan cerita yang unik, kedalaman emosi, dan kualitas produksi yang tinggi.
Faktor ini juga didukung dengan kualitas akting, sinematografi, dan alur cerita yang memukau.
Beberapa cerita biasanya membahas tema-tema yang relate dengan audiens sehingga mudah dipahami secara universal, seperti percintaan, keluarga, pertemanan, hingga isu-isu sosial yang dibalut dengan campuran roman, melodrama, dan humor.
Melansir Hollywood Insider, drakor juga mengeksplorasi sentimen unik budaya Korsel sekaligus mengatasi batasan budaya.
Dalam hal ini, penonton dari negara lain tidak harus menjadi orang Korsel untuk menikmati cerita-cerita drakor karena drama-drama tersebut memiliki tema yang dapat dikenali oleh semua orang.
Faktor lain yang menambah popularitas drakor adalah banyaknya aktor yang diperankan idol, yakni penyanyi solo atau anggota dari boyband atau girlband populer di Korsel.
Baca Juga: 12 Inspirasi Hadiah untuk Ayah di Hari Ulang Tahunnya, Dijamin Akan Terkenang Sepanjang Waktu
Source | : | Kompas.com,OpenAI |
Penulis | : | Veronica S |
Editor | : | Veronica S |
Komentar