GridPop.ID - Dokter Boyke bahas mitos dan fakta selaput dara, termasuk jika tak berdarah saat pertama kali hubungan intim.
Masyarakat kadung percaya bahwa seorang wanita dinyatakan sudah tak perawan jika selaput daranya tak berdarah di malam pertama.
Tapi, apakah mitos tersebut benar adanya?
Mengutip Tribun Medan, Seksolog Dokter Boyke meluruskan mitos yang kadung beredar di masyarakat.
Ia mengatakan, selaput dara robek bukan hanya karena hubungan intim.
"Robeknya selaput dara itu tidak harus karena hubungan seks.
Jadi robekan selaput dara bisa karena main sepeda, terbentur ujung meja, menari balet, taekwondo, semua olahraga berat, kadang-kadang bisa mengakibatkan robekan," jelas dokter Boyke, dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Sonora FM.
Tapi, ada perbedaan di antara kedua penyebab selaput dara robek tersebut.
Meski demikian, Dokter Boyke mengungkap bahwa kebanyakan orang tidak bisa membedakannya.
"Robekan oleh karena aktivitas, di luar aktivitas seksual itu bisa dibedakan.
Kalau robeknya karena hubungan seks biasanya robeknya amburadul.
Tapi kalau robek akibat aktivitas itu biasanya tidak sampai amburadul.
Artinya, kadang-kadang hanya robek saja sedikit," jelas mantan dokter kandungan tersebut.
Pria juga tak bisa membedakan sensasi selaput dara robek atau tidak, bahkan saat berhubungan intim.
Dalam banyak kasus, dokter Boyke berkata hanya seorang profesional medis saja yang bisa mengetahui apakah selaput dara wanira tersebut robek akibat cedera atau tidak.
"Sebenarnya suami gak tahu.
Karena harus dilihat kan seperti apa robekannya.
Jadi kalau dia bukan dokter biasanya gak ngerti,
ini robeknya full 100 persen amburadul atau separuh-paruh, yang penting buat dia kan enak aja," tutur dr Boyke.
Kemudian pertanyaan lain yang kerap dijadikan perdebatan yaitu soal perdarahan di malam pertama.
"Tidak selalu orang yang masih perawan berdarah.
Kalau dia robekannya tidak pada area yang mengandung pembuluh darah biasanya tidak berdarah walaupun masih perawan," pungkasnya.
Perubahan yang Terjadi Pada Wanita Setelah Berhubungan Intim
Pembengkakan Payudara: Payudara bisa terasa lebih besar atau bengkak setelah hubungan seksual.
Ini terjadi karena rangsangan seksual menyebabkan aliran darah meningkat ke daerah payudara.
Peningkatan Aliran Darah ke Alat Kelamin: Selama rangsangan seksual, aliran darah ke alat kelamin meningkat, menyebabkan vulva dan bibir vagina membesar dan berwarna lebih merah.
Pelumas Alami: Tubuh dapat memproduksi pelumas alami lebih banyak selama rangsangan seksual dan hubungan seksual, yang dapat membuat penetrasi lebih nyaman.
Pembengkakan dan Penonjolan Klitoris: Klitoris bisa membesar dan lebih sensitif setelah rangsangan seksual, dan bisa berlanjut setelah hubungan seksual.
NB: Sebagian artikel ini dibuat menggunakan Chatgpt(AI)
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribun Medan,Chatgpt (AI) |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar