“Ia menuduh aku berselingkuh, ia pikir aku merasa bersalah karenanya dan itu sebabnya aku menginginkan seks dengan dirinya,” cerita Rebecca.
Pada November 2014, Rebecca ‘butuh mengakhiri’ hubungan itu dan tinggal bersama ibunya.
Ketika ia pergi, ia bilang kepada pasangannya bahwa ia perlu menenangkan diri.
Pasangannya membiarkan Rebecca pergi, dan kemudian hubungan mereka berakhir segera setelah kepergiannya.
Ia menambahkan sedang dalam perawatan psikater saat itu dan psikaternya mengatakan ia mengubah pengobatannya.
Namun, psikater tidak pernah mengatakan adanya grup yang bisa membantu atau lainnya.
Rebecca didiagnosa mengalami depresi pada 2012 setelah kelahiran anak ketiganya.
Ia mengatakan setelah kecanduan seks pada 2014, ia berganti pekerjaan, berpisah dengan pasangannya, dan pindah ke Prancis.
“Aku membuat banyak perubahan gaya hidup dengan tujuan untuk mengatasi depresi dan kecanduan seks, dan bagiku hal itu bisa berjalan,” tutup Rebecca.
Sebagai tambahan, terlalu sering berhubungan intim memiliki dampak buruk.
Dilansir dari laman kompas.com, Beberapa penelitian yang diterbitkan National Library of Medicine (NCBI) juga menunjukkan bahwa bercinta setiap hari menyebabkan gangguan kesehatan tertentu, salah satunya adalah dermatitis kontak.
Baca Juga: Tak Hanya Rutin Berhubungan Intim, Berikut Ini Cara Ampuh Mempercepat Kehamilan, Pasutri Perlu Tahu
Beberapa pasangan suami istri menggunakan kondom lateks dan pelumas saat melakukan hubungan intim.
Jika digunakan terlalu sering atau setiap hari, kondom dan pelumas bisa memicu dermatitis kontak.
Beberapa gejala dermatitis kontak, antara lain:
- kulit penis bersisik dan menebal
- muncul ruam di penis atau vagina
- penis dan vagina gatal-gatal
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,GridPop.ID,Eva.vn |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar