Hal ini dapat berdampak serius pada kehidupan dan jiwa anak, serta merusak reputasi keluarga.
Selain itu, menurutnya menantu perempuan harus pulang untuk menyelesaikan masalah, apakah itu untuk memutuskan hubungan atau melanjutkan, mereka harus berbicara dengan jelas dan terus terang satu sama lain.
Setelah mengetahui kebenaran, ibu mertua menginginkan putra dan menantunya untuk bercerai.
Namun, menantu perempuan itu tidak menyetujui perceraian yang damai.
Oleh karena itu, mereka hanya dapat mengajukan gugatan ke pengadilan untuk menyelesaikan kasus ini.
Selain itu, ibu mertua dan keluarganya juga kesal ketika guru laki-laki itu tidak menunjukkan penyesalan atau rasa malu ketika perselingkuhannya terungkap.
Jadi mereka memutuskan untuk mencela dia.
Pada 17 Agustus, reporter menghubungi Departemen Pendidikan setempat, tetapi mereka tidak memberikan informasi spesifik, hanya mengatakan bahwa masalah tersebut telah diselesaikan.
Sementara itu, sekolah tempat guru laki-laki tersebut bekerja menjawab bahwa saat itu sedang libur musim panas sehingga para guru tidak masuk kerja.
Perselingkuhan tersebut telah menimbulkan kehebohan di komunitas online dengan banyak kritik keras untuk guru laki-laki dan perempuan tersebut.
Kebanyakan orang berpikir bahwa perzinahan itu salah, tetapi bahkan lebih tidak dapat diterima bagi seorang guru untuk menghancurkan kebahagiaan keluarga muridnya. GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,TribunStyle |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar