Meskipun ketika kebanyakan pelumas tidak mengandung spermisida lagi, banyak pelumas yang mengandung bahan-bahan seperti petroleum, propilen glikol, gliserin, paraben, silikon, and Nonoxynol-9 (terkadang disingkat N-9).
Semua bahan ini, kata Richardson, dapat memengaruhi motilitas sperma atau kemampuan sperma untuk bergerak dengan baik melalui saluran reproduksi wanita.
"Bahan-bahan ini menurunkan kemampuan sperma masuk dan melewati serviks untuk bertemu sel telur," katanya.
Selain itu, kata dia, pelumas juga diyakini dapat menurunkan viabilitas sperma, sehingga sekalipun bergerak masuk menuju sel telur sperma tersebut tidak dapat bertahan hidup ketika benar-benar bertemu sel telur.
Di samping menghindari bahan-bahan yang telah disebutkan, Richardson juga merekomendasikan untuk menggunakan pelumas yang ramah sperma.
Menurut Richardson, beberapa produsen pelumas menyediakan produk khusus dan biasanya tertulis TTC (Trying to Conceive/mencoba untuk hamil).
Sementara itu laman Extend Fertility menyebutkan, pelumas berbasis minyak cenderung memiliki dampak paling kecil terhadap motilitas dan vitalitas sperma.
Pelumas berbasis silikon dapat memengaruhi motilitas, tetapi tidak sesignifikan pelumas berbasis air.
Menurut laman tersebut, pelumas berbasis air tampak memiliki efek merugikan terbesar terkait dengan motilitas dan vitalitas sperma, serta dapat melumpuhkan sperma setelah hanya lima menit dan membunuh persentase sperma secara signifikan dalam waktu satu jam.
Kehamilan bisa tetap terjadi
Penggunaan pelumas tampaknya tidak berpengaruh terhadap kemungkinan pembuahan alami.
Baca Juga: Hubungan Intim di Waktu Ini Menjadi Dosa Besar, Dilarang Keras Dalam Islam, Berikut Penjelasannya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar