Sementara, dari aspek psikis dan sosial, kualitas hubungan suami istri yang baik diyakini dapat meningkatkan kualitas psikologis yang lebih baik bagi pasangan suami istri.
Contoh konkretnya, yakni kulitas hubungan suami istri yang baik akan mengurangi risiko adanya godaan seks di luar pernikahaan atau dengan orang lain.
Bahkan, menurut dr. Hudi, ketika pasangan merasa diterima, dibutuhkan, dan disayangi, maka akan menyebabkan kondisi fisik dan daya tahan tubuh menjadi lebih baik.
Hal itu dikarenakan, hormon endorphin (endogenic morphin) yang dikeluarkan otak saat seseorang mengalami orgasme akan menimbulkan rasa rileks, bahagia, tidur lebih nyenyak, dan bisa bangun dengan badan segar.
Sedangkan secara spiritual, konsep menyayangi pasangan dengan sepenuh hari rasa-rasanya diajarkan oleh agama mana pun sebagai bagian penting dalam kehidupan.
Seks berubah menjadi masalah
dr. Hudi menjelaskan, aktivitas seks bisa juga berujung masalah apabila dilakukan secara berlebihan, kurang tepat ataupun salah.
Berhubungan seks yang dilakukan secara berlebihan berpotensi menimbulkan kelelahan fisik yang berakibat pada penurunan daya tahan tubuh sehingga malah rentan sakit.
Sementara, gerakan seks yang dilakukan secara kurang tepaytdapat menyebabkan trauma otot atau organ lain, misalnya:
Sedangkan seks yang dilakukan secara salah, misalnya bergonta-ganti bisa memicu terjadinya infeksi menular seks (IMS) yang membahayakan tubuh.
Seks ini memang adalah salah satu hal yang penting, tapi tidak selalu menjadi yang terpenting.
Source | : | Kompas.com,Open AI Chat GPT |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar