GridPop.ID - Memiliki keturunan tentu menjadi keingin setiap pasangan suami istri.
Namun, ada beberapa pasangan suami istri yang ingin menunda momongan terlebih dahulu.
Di antara mitos dan keyakinan yang berkembang, ada salah satu yang sering ditemui: "Jongkok setelah hubungan intim dapat mencegah kehamilan."
Dalam artikel ini, kita akan membahas mitos ini, menyelidiki apakah jongkok setelah hubungan intim benar-benar efektif dalam mencegah kehamilan.
Serta memberikan wawasan tentang metode kontrasepsi yang lebih terbukti.
Jongkok Setelah Hubungan Intim Mencegah Kehamilan?
Melansir dari laman nakita.id, ini adalah salah satu mitos yang umum ditemui dalam berbagai budaya.
Ada keyakinan bahwa dengan melakukan gerakan jongkok atau menggoyangkan pinggul setelah berhubungan intim, seorang wanita dapat mencegah sperma mencapai rahim dan mencegah kehamilan.
Namun, ini hanyalah mitos tanpa dasar ilmiah yang kuat.
Dalam realitasnya, jongkok atau gerakan tubuh lainnya setelah berhubungan intim tidak memiliki efek yang signifikan dalam mencegah kehamilan.
Sperma yang telah masuk ke dalam vagina dapat mencapai rahim dalam waktu singkat, bahkan jika wanita bergerak atau berdiri.
Baca Juga: Berbahaya? Apa Saja yang Akan Terjadi Pada Miss V Jika Wanita Jarang Melakukan Hubungan Intim?
Sel sperma sangat cepat dan memiliki kemampuan untuk bergerak melawan gravitasi.
Pencegahan kehamilan yang efektif memerlukan metode yang telah terbukti secara ilmiah untuk menghalangi sperma mencapai sel telur atau mengganggu proses pembuahan.
2 Cara agar Tidak Hamil setelah Berhubungan Intim
Kehamilan dapat dicegah dengan menggunakan alat kontrasepsi ketika melakukan hubungan intim.
Namun, melakukan hubungan seksual tanpa kondom atau alat kontrasepsi lainnya dapat meningkatkan risiko kehamilan meskipun sperma tidak dikeluarkan di dalam vagina.
Kontrasepsi darurat dapat digunakan atau dikonsumsi setelah melakukan hubungan seksual untuk mencegah kehamilan.
Disarikan oleh kompas.com dari NHS dan NHS Inform, berikut adalah dua jenis kontrasepsi darurat yang bisa digunakan atau dikonsumsi sebagai cara agar tidak hamil setelah berhubungan intim.
1. Mengonsumi pil kontrasepsi darurat
Pil kontrasepsi darurat perlu dikonsumsi setelah melakukan hubungan seksual untuk mencegah kehamilan.
Ada dua jenis pil kontrasepsi darurat yang bisa dikonsumsi, seperti levonorgestrel dan ulipristal asetat.
Levonorgestrel mengandung hormon progesteron buatan yang dapat mencegah atau menghambat ovulasi sehingga tidak terjadi kehamilan.
Namun, levonorgestrel perlu dikonsumsi dalam waktu 72 jam atau tiga hari setelah melakukan hubungan intim agar dapat bekerja secara efektif.
Ulipristal asetat juga bekerja dengan cara menghambat atau memperlambat ovulasi sehingga tidak terjadi kehamilan.
Berbeda dengan levonorgestrel, ulipristal asetat perlu dikonsumsi dalam waktu 120 jam atau lima hari setelah melakukan hubungan intim.
Meskipun begitu, kedua pil kontrasepsi darurat tersebut perlu dikonsumsi segera setelah melakukan hubungan intim tanpa alat kontrasepsi agar hasilnya maksimal.
Levonorgestrel dan ulipristal asetat tidak dapat mencegah kehamilan secara efektif jika Anda melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi setelah mengonsumsinya.
Kedua pil kontrasepsi darurat ini juga tidak dapat dikonsumsi secara teratur seperti pil KB lainnya.
2. Menggunakan intrauterine device (IUD)
Intrauterine device (IUD) adalah alat yang kecil dan menyerupai huruf T yang dipasang pada rahim.
Alat ini dapat mencegah sperma masuk ke dalam rahim atau membuahi sel telur.
IUD dapat dipasang hingga lima hari setelah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Penggunaan IUD dinilai lebih efektif untuk mencegah kehamilan jika dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya.
Baca Juga: Benarkah Sering Berhubungan Intim Turunkan Risiko Menopause Dini? Begini Penjelasan Ahli
Bahkan, kurang dari satu persen wanita yang menggunakan IUD mengalami kehamilan.
Kedua cara agar tidak hamil setelah berhubungan intim di atas dapat secara efektif mencegah kehamilan jika digunakan dengan tepat.
Meskipun begitu, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan kontrasepsi darurat yang cocok untuk digunakan dan memahami efek samping yang mungkin muncul.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Nakita |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar