"Sehingga akhirnya tertanam di diri kita, Indro tanpa Dono, Kasino, bukan siapa-siapa. Kasino tanpa Dono, Indro, bukan siapa-siapa, sebaliknya, Dono tanpa Kasino, Indro, bukan siapa-siapa," tuturnya.
"Di kita itu tidak ada yang lebih hebat," ujar Indro.
Mereka juga menyadari, takdir yang mempertemukan mereka, dan harus bersyukur atas hal itu dengan cara merawat kekompakan dan bertanggung jawab.
"Ini adalah anugerah Tuhan, cara berterima kasihnya gimana sih? Kita merawat ini, merawat kekompakan, merawat ini menjadi sebuah tanggung jawab kepada penonton yang membayar kita, merawat ini yang menjadikan tanggung jawab pada keluarga kita yang kita carikan nafkah di sini (Warkop DKI)," kata Indro.
"Itu yang sebetulnya terjadi di Warkop. Sehingga menurut aku, kebetulan yang kemudian mendukung ini menjadi kekompakan, bahkan persahabatan dan persaudaraan," imbuhnya.
Tapi bukan berarti mereka tidak pernah bertengkar.
Indro mengungkap, Dono dan Kasino pernah tiga tahun tak saling sapa.
Namun hal itu tidak pernah berpengaruh pada profesionalitas mereka saat bekerja.
"Warkop itu satu kata, negara. Kita bisa saling enggak suka, kita bisa saling benci, tapi kita enggak pernah ingin berpisah," ucap Indro.
Mendengar hal itu Wendi tampak mengusap air matanya sambil mencoba menutupi rasa sedih dengan tertawa.
"Maaf, jadi agak...," kata Wendi tak melanjutkan ucapannya dan hanya mengusap matanya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar