Mereka kemudian menemukan belasan anak didiknya dengan tangan penuh luka goresan.
Selain berkoordinasi dengan wali murid, pihak sekolah melapor ke Dinas Pendidikan Situbondo agar tren tersebut tidak berkembang ke siswa siswi lainnya.
Para guru juga diminta lebih memerhatikan anak didiknya agar tidak ikut-ikutan tren tersebut.
Sebagai tambahan yang mengutip dari laman tribunjogja.com, hal ini disebut dengan fenomena barcode korea.
Pantauan Tribunjogja.com, Kamis (5/10/2023) pukul 22:35 WIB, media sosial TikTok sudah memblokir kata kunci pencarian “Barcode Korea”.
Apa Itu Fenomena Barcode Korea yang Viral di TikTok?
Merangkum laman resmi Universitas Gadjah Mada (UGM) ugm.ac.id, Fenomena Barcode Korea yang sedang tren di media sosial merupakan aksi menyakiti diri sendiri karena tekanan psikologis.
Rasa takut, kecemasan, hingga kesedihan berpotensi membuat seseorang ingin menyakiti dirinya sendiri, termasuk dengan mengikuti tren Barcode Korea tersebut.
Perilaku ini sangat mengkhawatirkan, terlebih apabila tidak ditangani dengan baik.
Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., peneliti Center for Public Mental Health (CPMH) Psikologi UGM menjelaskan bahwa Fenomena Barcode Korea termasuk kategori NSSI yang perlahan bisa berubah ke kategori SSI. GridPop.ID (*)
Source | : | Nova.id,Kompas.com |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar