Prasasti-prasasti yang dikeluarkan oleh kerajaan Sriwijaya menggunakan bahasa Melayu Kuno.
Dengan hal itu, jelas menunjukkan adanya hubungan antara penguasa dan rakyat.
Sementara itu, prasasti-prasasti Tarumanagara dan Kutai Kuno masih menggunakan bahasa Sansekerta yaitu bahasa tingkat tinggi yang hanya dimiliki oleh kaum agamawan India Kuno.
Peninggalan Sriwijaya tersebar tidak hanya di wilayah Sumatra Selatan, namun juga terdapat di wilayah Jambi, Pulau Bangka, Lampung, wilayah Semenanjung Melayu, dan di daerah Thailand selatan.
Berdasarkan temuannya yang tersebar meluas, dapat diartikan jika Sriwijaya pada masanya telah mempunyai armada angkatan laut yang memadai.
Prasasti Kedukan Bukit yang dijuluki sebagai prasasti Proklamasi Kerajaan Sriwijaya menjadi tonggak pertama berdirinya Kerajaan Sriwijaya.
Sriwijaya resmi ditegakkan oleh Dapunta Hyang pada tanggal 16 Juni 682 M.
Berdasarkan cakupan pengaruhnya yang luas yaitu memintas laut dan selat, maka Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan bahari pada masanya.
Sriwijaya pernah mempersatukan Nusantara yaitu wilayah bagian barat Nusantara pada awal sebelum kerajaan-kerajaan besar lainnya berkembang.
Sementara itu, perdagangan di Nusantara muncul karena adanya kebutuhan rempah-rempah seperti pala, lada, dan cengkeh.
Melalui perdagangan tersebut terbentuklah jaringan pelayaran dan perdagangan antara Kanton, Sriwijaya, Jawa, dan Melayu.
Setelah dari Sriwijaya, selanjutnya para pedagang menuju ke Nusantara bagian timur, India, Persia, dan Arab.
Baca Juga: Jadi Bahasa Gaul Anak Jaksel, Apa sih Arti Kata Deez Nuts yang Lagi Viral di TikTok?
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Veronica S |
Editor | : | Veronica S |
Komentar