Sehingga mereka lebih peduli pada kualitas daripada kuantitas.
Dorongan biologis tentu saja di masa sekarang kurang penting dibandingkan berabad-abad lampau.
Periset mengakui bahwa stereotipi budaya akan pria aktif seksual dan wanita aktif seksual berperan pada kecenderungan wanita untuk mengalami hal negatif.
Wanita pun cenderung dipaksa atau ditekan untuk berhubungan seks.
Hal ini mendatangkan penyesalan.
Tetapi fakta bahwa pola ini ada, bahkan di negara dengan budaya seks egaliter seperti Norwegia membuktikan, bahwa biologi evolusi masih berdampak.
Apa pelajaran yang ditarik dari penelitian ini? Leif Edward Ottesen Kennair, profesor psikologi dari Norwegian University of Science and Technology mengatakan dalam masyarakat yang relatif liberal saat ini, mereka akan terganggu jika merasa tak enak setelah menjalani hubungan cinta semalam.
"Beberapa wanita mungkin menemukan kenyamanan tak sendirian menyesali hubungan cinta semalam atau tidak mengalami orgasme dalam setiap hubungan cinta itu," kata Kennair.
Tetapi, penting juga dicatat bahwa hasil penelitian ini hanyalah gambaran umum.
Tidak sedikit wanita yang tak menyesali hubungan cinta semalam, seperti halnya banyak pria.
Dengan kata lain, hal yang penting adalah perasaan terhadap seks, bukan terhadap masyarakat ataupun penelitian.
Bagaimana pun, hubungan seks itu pun punya manfaat sehat.
Hal yang penting adalah menggunakan proteksi dan mendapatkan informasi yang lengkap mengenai risikonya untuk melakukan hal yang baik untuk fisik dan emosi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pria Tak Menyesali Hubungan Cinta Semalam"
Sebagian artikel ini dibuat dengan ChatGPT (AI).
Baca Juga: Gak Cuma Bikin Merem Melek, Ternyata Ini 5 Manfaat Orgasme Bagi Kaum Hawa saat Hubungan Intim
(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar