Saat pertama kali aku mengenalnya, dia adalah orang yang baik dan lembut,” ujarnya.
Bersahabat dengan Kyra, namun ia mengatakan bahwa segalanya berubah setelah mereka menikah ketika ia mengetahui sifat asli mantan suaminya.
Usai menikah, si suami menjadi sangat pemarah dan terlalu agresif.
“Saya mencoba menyelamatkan hubungan tetapi sulit.
Kesehatan mental lebih penting daripada saya bertahan dalam pernikahan toxic,” katanya, yang berasal dari Kuala Krai, Kelantan.
Wanita 27 tahun ini mengungkapkan bahwa berbagi di media sosial hanya sekedar kenangan meski tetap menyakitkan melepas pria yang pernah hadir dalam hidupnya.
Meski ia telah menyandang status janda selama setahun belakangan, namun ia merasa hidupnya jadi lebih tenang.
"Mau bilang 100 persen move on? Sejujurnya, itu bukan karena saya ingat orang yang biasa kami panggil suami dan tidur di bantal yang sama.
Saya sendiri tidak mengharapkan perceraian.
“Saya tidak mau minta maaf karena Tuhan sudah menentukan jalan hidup kami.
Ada hikmah di balik pernikahan cepat, perceraian cepat.
Baca Juga: Istilah Toxic Leadership Viral di TikTok, Muncul dalam Lingkungan Kerja, Ini Maknanya
Source | : | Kompas.com,Tribun Trends |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar