GridPop.ID - Miss V terasa sakit setelah hubungan intim mungkin pernah dirasakan oleh beberapa wanita.
Dilansir oleh kompas.com dari Healthline, rasa tak nyaman karena miss v lecet, perih, dan sakit setelah berhubungan intim umumnya muncul dari vulva.
Vulva adalah bagian luar alat kelamin wanita. Organ ini terdiri atas labia atau bibir vagina, klitoris, lubang vagina, dan lubang uretra.
Cara mengatasi miss v sakit setelah berhubungan intim perlu disesuaikan dengan penyebabnya.
Berikut beberapa di antaranya:
1. Pastikan lubrikasi memadai
Penyebab vagina sakit setelah berhubungan intim adalah kurangnya lubrikasi atau pemanasan.
Melansir Self, setiap orang dapat menghasilkan pelumas alami yang berbeda-beda.
Tergantung kondisi dan kesehatannya masing-masing. Saat vagina kurang lubrikasi ketika berhubungan intim, gesekan alat kelamin dapat menyebabkan luka kecil di kulit sekitar area intim.
Cara mengatasi miss v sakit setelah berhubungan seks karena kurang lubrikasi ini bisa dengan mengoleskan pelumas bebas alkohol di vagina.
Tak hanya sebelum berhubungan intim, bila perlu oleskan pelumas yang berfungsi melembabkan vagina ini setelah bercinta.
2. Hindari seks terlalu kasar atau terasa tak nyaman
Gesekan alat kelamin atau aktivitas seksual terlalu kasar atau bikin tak nyaman dapat menyebabkan iritasi pada vulva atau area sekitar vagina.
Cara mengatasi miss v sakit setelah berhubungan seks karena aktivitas bercinta yang tak nyaman bagi wanita ini bisa dengan menggunakan pereda nyeri.
Gunakan pereda nyeri alami seperti kompres es pada area miss v yang terasa sakit selama 10 menit.
Hindari memasukkan es ke dalam vagina karena bisa membuat miss v semakin iritasi.
Jika miss v masih terasa sakit setelah beberapa hari, konsultasikan ke dokter.
3. Pertimbangkan kemungkinan alergi lateks
Alergi lateks dari kondom juga bisa jadi penyebab miss v terasa lecet, perih, atau sakit setelah berhubungan seks.
Alergi lateks dapat menyebabkan iritasi pada vagina dan area intim terasa nyeri.
Cara mengatasi vagina sakit setelah berhubungan seks karena alergi lateks adalah menghindari kondom lateks.
Ada beberapa alternatif kondom bebas lateks, salah satunya kondom poliuretan.
Baca Juga: Ingin Tunda Kehamilan? Berikut Ini Waktu Terbaik Lakukan Hubungan Intim
Konsultasikan ke dokter terkait jenis alat kontrasepsi paling pas dan aman untuk Anda.
4. Atasi infeksi pada vagina
Jika miss v sakit setelah berhubungan seks disertai gatal, perih, dan keluar cairan dari vagina yang tidak normal, hal itu bisa jadi gejala infeksi.
Infeksi pada vagina bisa disebabkan jamur, bakteri, atau virus.
Apabila ada gejala infeksi pada vagina, cara terbaik mengatasinya adalah konsultasi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Semakin cepat ke dokter, semakin baik. Infeksi pada vagina yang tidak serius ditangani dapat menimbulkan komplikasi.
5. Sembuhkan masalah kesehatan mendasar
Area sekitar miss v sakit setelah berhubungan seks juga bisa jadi tanda masalah kesehatan.
Beberapa penyakit terkait kondisi ini di antaranya: Endometriosis, Fibroid uterus, Vulvodynia, Penyakit radang panggul, Vaginismus, Wasir, Kista ovarium.
Jika Anda mencurigai ada masalah kesehatan tertentu pada organ reproduksi wanita, pastikan untuk memeriksakan diri ke dokter.
Dokter dapat memberikan rekomendasi cara mengatasi vagina sakit setelah berhubungan seks paling pas, sekaligus mengatasi penyakit mendasar.
Baca Juga: Apa yang Bakal Terjadi pada Miss V Jika Berhenti Melakukan Hubungan Intim?
5 Tips Menjaga Kebersihan Miss V Agar Selalu Sehat, Harum, Tidak Bau dan Tidak Lembap dari dr Boyke
dr Boyke mengungkap 5 tips menjaga kebersihan miss V dikutip Serambinews.com dari kanal YouTube SONARA FM pada Jumat (14/10/2022).
Tips merawat miss V ini diungkap dr Boyke mulai dari penggunaan bahan celana dalam hingga cara cebok yang benar sehingga tidak berisiko terkena penyakit.
1. Gunakan celana dalam katun
Membeli celana dalam tidak hanya mempertimbangkan warna dan bentuknya yang menggemaskan.
Tapi lebih dari itu, ada faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan dalam memilih celana dalam demi menunjang kesehatan organ intim.
dr Boyke menganjurkan, sebaiknya beli dan gunakan celana dalam berbahan dasar katun.
Celana dalam katun dipercaya bisa menyerap keringat dengan sempurna pada area miss V sehingga tidak berisiko terhadap infeksi, termasuk jamur dan bakteri di organ intim.
dr Boyke juga tidak menganjurkan menggunakan celana dalam yang berbentuk seperti lingerie, celana dalam jenis ini tidak dapat menyerap keringat.
"Gunakanlah celana dalam yang bisa menyerap keringat yang pakai kain katun. Jadi gak usah kecentilan pakai celana dalam yang terbuat dari jaring-jaring (lingerie), pakailah celana dalam yang bisa menyerap kerngat," kata dr Boyke.
2. Cebok dari arah depan ke belakang
Cebok atau proses membilas organ intim dianjurkan dari arah depan ke belakang.
Menurut dr Boyke, jika cebok dari arah belakang ke depan, berisiko membawa kotoran dari dubur ke vagina sehingga menimbulkan penyakit.
"Kalau cebok, gunakanlah semprotan yang berasal dari depan ke belakang," katanya.
Selain itu, penting juga memperhatikan kondisi kebersihan kamar mandi.
Sebaiknya gunakan toilet jongkok daripada toilet duduk.
Penggunaan toilet duduk dipercaya lebih sehat karena tidak menyentuh bagian-bagian pada tubuh, seperti paha atau bokong sehingga daerah itu menjadi bersih.
Namun, jika Anda ingin menggunakan toilet duduk untuk proses pembuangan, maka sebaiknya semprotkan permukaan atas kloset dengan antiseptik dan tisu basah.
Toilet duduk yang kotor bisa berisiko menularkan penyakit kelamin bahkan menjadi penyebab kanker.
"Inget loh 15-20 persen daripada penyakit kelamin atau penyakit yang bisa kanker, itu sering kali ditularkan oleh toilet yang kotor," imbuh dr Boyke.
3. Tidak menyemprotkan parfum pada area miss V
Bagi sebagian wanita, penggunaan parfum Miss V dinilai dapat menghilangkan aroma tak sedap pada area kewanitaan dengan menyemprotkan parfum pada organ intimnya.
Baca Juga: Sewa PSK untuk Hubungan Intim, Pria di Kediri Dilabrak Istri Sah, Kejadian Selanjutnya Mengejutkan
Namun ternyata hal ini tidak dianjurkan karena dapat membahayakan area miss V.
Lagi pula, Miss V sudah memiliki aroma khasnya tersendiri, jadi wanita tidak perlu menggunakan parfum.
"Disitu memang wanginya sudah khas jadi tidak perlu semprot minyak si nyong-nyong kek, mau apa kek,
jadi aneh," katanya.
Selain itu sambung dr Boyke, menyemprotkan parfum pada miss V dapat menyebabkan iritasi dan hilangnya bakteri baik pada miss V sehingga mengundang munculnya berbagai kuman.
4. Bulu Miss V jangan dicukur gundul
Sebagian besar orang merasa bulu kemaluan sebagai hal yang mengganggu tanpa menyadari manfaatnya.
Mereka merasa risih dengan kehadiran bulu kemaluan sehingga memilih untuk mencukur habis, waxing atau mencabutnya.
Padahal bulu kemaluan penting sekali menjaga kondisi di area intim ini agar kebersihan dan kesehatan tubuh tetap terjaga.
Keinginan untuk merawat bulu kemaluan ini mungkin sulit dimiliki jika kita tidak menyadari manfaatnya.
dr Boyke mengatakan, bulu kemaluan tidak hadir tanpa alasan.
Bulu kemaluan memiliki fungsi untuk menjaga kebersihan dan menghambat kuman memasuki organ intim.
Apabila Anda memilih untuk mencukur habis bulu kemaluan, justru hal ini tidak dianjurkan karena dapat mengancam kondisi kesehatan.
Sebaiknya, bulu miss V dicukur sedikit saja, lebih sehat ketimbang dibabat habis atau dicukur sampai gundul.
"Jangan dicukur gundul, karena rambut di situ bisa menyaring kotoran dan udara atau apapun yang masuk ke situ, bulu itu menyaring segala sesuatu sebelum masuk kesitu sehingga bisa lebih bersih," kata dia.
dr Boyke juga menganjurkan jika hendak membilas miss V, sebaiknya gunakan sabun khusus untuk area miss V atau sabun bayi yang tidak berbahaya bagi kulit.
"Kemudian kalau sudah cebok gunakanlah sabun yang lembut, yang artinya sabun bayi," katanya.
Jika Anda seorang istri dan melakukan hubungan intim, dianjurkan setelah berhubungan segera membilasnya demi menjaga kebersihan organ intim.
"Setelah hubungan seks, dicuci, kan dia udah masuk ke dalam spermanya, ga perlu dikepit," tuturnya.
5. Jangan gunakan celana ketat saat tidur
Saat tidur, tidak dianjurkan menggunakan celana ataupun celana dalam yang ketat.
dr Boyke menganjurkan, sebaiknya gunakan celana tidur yang kendur atau anda juga bisa menggantinya dengan daster hingga rok.
Untuk penggunaan celana dalam, gunakan celana dalam berbahan dasar katun.
Penggunaan celana dalam dan celana tidur yang ketat dapat berisiko membuat lecet area organ intim.
"Tetap pakai celana dalam yang katun, pakai daster sehingga anginnya ada tetap kering, kalau pakai yang ketat-ketat itu bisa lecet di daerah selangkangannya," pungkasnya. GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Healhtline,sonora |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar