GridPop.ID - Serial original Indonesia terbaru dari Netflix yang berjudul 'Gadis Kretek' baru-baru ini banyak menjadi perhatian.
Serial ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Ratih Kumala.
Gadis Kretek bercerita tentang kisah cinta dengan latar belakang industri kretek pada era 1960-an.
Ceritanya diramu oleh duet sutradara Kamila Andini dan Ifa Isfansyah di bawah rumah produksi BASE Entertainment.
Selain cerita yang menarik terdapat banyak pesan moral yang dapat diambil dari serial Gadis Kretek.
Berikut ini GridPop.ID rangkum kumpulan kata-kata dan quotes dari serial Gadis Kretek:
- “Sekeras apapun usaha saya, saya tetap tidak bisa melupakannya. Sebab ada janji yang harus saya tagih dan perasaan yang harus saya pastikan” – Dasiyah
- “Izinkan aku melindungimu dari rasa sakitmu di masa lalu” – Seno
- “Dunia bergerak seperti sebuah misteri yang tidak kita pahami. Tapi kita akan selalu menemukan ruang yang mengantarkan kita pada jawaban-jawaban yang kita cari” – Dasiyah
- “Kadang ada hal-hal yang harus tetap tinggal di masa lalu, nggak perlu diungkit-ungkit lagi” – Purwanti
- “Saya sudah membuang jauh-jauh apa yang saya impikan. Dan saya tahu saya mungkin tidak akan pernah mendapatkan apa yang saya mau” – Dasiyah
Baca Juga: 12 Quotes Sukses Priyanka Chopra Artis Bollywood dengan Bayaran Tertinggi, Cocok Jadi Motivasi
- “Kita semua pernah di titik terendah. Kalau orang menyebutnya luka, saya menyebutnya pelajaran” – Dasiyah
- “Sesungguhnya saat itu saya tahu apa yang saya inginkan. Namun sejauh mana saya bisa dan boleh memilih pilihan saya sendiri” – Dasiyah
Sinopsis Gadis Kretek
Melansir dari laman kompas.com, Soeraja atau Raja sedang sekarat dan menyebutkan sebuah permintaan terakhir kepada putranya, Lebas.
Pada permintaan terakhir itu, Raja meminta Lebas mencari sosok perempuan bernama Jeng Yah atau Dasiyah.
Dalam pencarian itu, Lebas bertemu dengan Arum yang mengaku keponakan dari Jeng Yah.
Lewat alur maju-mundur, Lebas dan Arum menguak banyak kisah tersembunyi dari cinta penuh tragedi Jeng Yah dan Raja di era 1960-an.
Tak hanya soal cinta, cerita dari Jeng Yah juga menyimpan banyak permasalahan soal gender, budaya, hingga sejarah bisnis rokok kretek di Kota M. GridPop.ID (*)
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar