GridPop.ID - Ketahui risiko kesehatan bagi seseorang yang suka gonta-ganti pasangan untuk hubungan intim berikut ini.
Melakukan hubungan intim tidak aman alias seks bebas dapat menimbulkan beragam risiko kesehatan.
Melansir Kompas.com, Praktisi kesehatan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr Intan Rachmita memaparkan risiko dari aktivitas tersebut.
"Dampak dari hubungan seksual berganti-ganti adalah penularan infeksi menular seksual," kata Intan kepada Kompas.com, Minggu (12/11/2023).
Menurutnya, beberapa risiko penyakit menular yang bisa muncul akibat berganti-ganti pasangan seksual di antaranya adalah: HIV/AIDS, kanker serviks, gonore, sifilis, herpes simpleks, kondiloma, dan sebagainya.
Dari keseluruhan penyakit tersebut, ujar Intan yang paling berbahaya adalah HIV/AIDS lantaran jika sudah tertular pengobatannya harus dilakukan seumur hidup.
Penularan penyakit-penyakit tersebut akan semakin berisiko saat seseorang yang melakukan seks bebas tidak menggunakan kondom.
Namun, meski proteksi penggunaan kondom mencapai 98-99 persen, tetap saja masih ada potensi mengakibatkan penularan infeksi menular seksual.
Hal ini di antaranya disebabkan oleh cara penggunaan kondom yang belum baik dan benar.
"Kalau belum benar cara penggunaannya, potensi tertularnya sama saja dengan orang yang tidak memakai kondom," ungkap Intan.
Maka dari itu sebagai cara terbaik agar tidak tertular beragam jenis penyakit menular seksual yaitu tidak melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan.
"Saran pencegahannya agar tidak tertular sebetulnya dengan setia dan tidak melakukan hubungan seksual berganti-gantian, ya," ujar Intan.
Untuk pekerja seks yang memang sulit untuk menghindari berhubungan seks yang beresiko, diwajibkan untuk menggunakan kondom," lanjutnya.
Cara Penularan HIV/AIDS
Melansir Tribun Kesehatan, HIV/AIDS dapat menular dengan cara berikut:
- Kontak seksual
HIV menyebar paling sering melalui kontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi.
Virus HIV dan AIDS akan memasuki tubuh melalui lapisan vagina, vulva, penis, rektum, atau mulut selama aktivitas seksual dilakukan.
- Kontaminasi darah
Cara penularan HIV dan AIDS selanjutnya adalah menyebar melalui kontak dengan darah yang terinfeksi virus.
Namun, risiko tertular HIV dari transfusi darah sangat rendah.
- Jarum suntik
HIV juga sering menyebar karena berbagi jarum suntik, alat suntik, atau peralatan penggunaan narkoba dengan seseorang yang terinfeksi virus.
Namun penularan dari pasien ke petugas kesehatan, atau sebaliknya melalui jarum yang terkontaminasi atau peralatan medis lainnya diketahui jarang terjadi.
- Ibu dan Bayi
HIV juga dapat menyebar ke bayi yang baru lahir karena ibunya sudah terinfeksi virus tersebut.
Sebagai informasi, HIV dan AIDS tidak dapat menular melalui:
- Air liur
- Keringat
- Air mata
- Kontak biasa, seperti berbagi peralatan makan, handuk, dan tempat tidur
- Kolam renang
- Telepon
- Kursi toilet
- Gigitan serangga (seperti nyamuk)
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Kesehatan |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar