“Dan saat jenazah korban sampai di Medan, orangtua korban mencabut surat pernyataan penolakan autopsi jenazah korban yang sebelumnya dibuat dan orangtua korban meminta dilakukan autopsi di RS. Bhayangkara Medan,” jelas Kasi Humas Polresta Denpasar.
Kakak Korban Beri Keterangan
Melansir dari laman tribunjateng.com, kakak korban, Monalisa Nababan mengatakan, informasi kematian adiknya tewas, diterima keluarga di Taput dari polisi pukul 09.00 di hari kejadian.
Kemudian Monalisa menerima foto jasad adiknya dengan banyak luka di bagian tubuhnya.
"Kita melihat ada foto yang dari rumah sakit, ternyata adik saya itu kamarnya penuh dengan darah, kelaminnya rusak. Terus mengeluarkan darah di hidung, mulut, badannya semua memar," ujar Monalisa kepada wartawan di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Rabu (22/11/2023).
Usai menerima informasi tersebut, pihak keluarga sempat mengajukan proses otopsi ke polisi, namun mereka merasa dipersulit.
Musababnya polisi tidak memberikan kepastian, kapan jenazah akan diotopsi.
"Akhirnya karena di sana tidak ada kejelasan harus diapain, saya minta dikirim ke Medan aja dulu. Dikirimkan, diproses, terus kita buat surat kuasa untuk diwakilkan surat kuasa keluarga di sana, baru dikirim ke sini, baru ditangani oleh pengacara, baru diotopsi," ujar Monalisa.
Kata Monalisa jasad adiknya di berangkat pada Minggu (19/11/2023) dari Bali.
Lalu tiba di Medan pada Senin (20/11/2023). Selanjutnya jenazah menjalani proses otopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.
Hingga saat ini Monalisa belum mendapat informasi dari polisi tentang penyebab kematian adiknya.
Monalisa menduga adiknya dibunuh. Ia pun mengaku kehilangan lantaran sang adik dikenal sebagai pribadi yang baik.
"Iya diduga dibunuh, dengan sangat sadis. (Padahal) adik saya tidak pernah menceritakan ada masalah ke keluarga, karena kita selalu berkomunikasi dengan adik saya. Adik saya berkuliah di Elizabeth International, Bali. Adik kami di kampus dikenal baik, sopan,'' ujarnya. GridPop.ID (*)
Source | : | tribunnews,Tribunjateng |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar