GridPop.ID - Quotes dari lirik lagu Sheila on 7, dijamin mewakili isi hati para Sheila Gank!
Siapa sih yang tak tahu band Sheila on 7.
Sheila on 7 adalah grup band asal Yogyakarta yang beranggotakan Akhdiyat Duta Modjo (Duta), Eross Candra (Eross), dan Adam Muhammad Subarkah (Adam).
Sheila on 7 adalah band pertama di Indonesia dengan 3 album pertama mereka terjual lebih dari 1 juta kopi di Indonesia.
Tercatat sudah ada ratusan karya dari Sheila on 7.
Nah, berikut ini quotes dari lirik lagu Sheila on 7 yang bermakna mendalam.
"Pagi ini kulihat mentari mulai bersinar, dan hatiku pun tenang." - Itu Aku
"Bertahun-tahun lamanya, kau adalah sahabat sejatiku, bersamamu aku bahagia." - Sahabat Sejati
"Dan bila nanti kita kan bertemu lagi, pastikan dirimu tuk slalu menemani." - Dan
"Seberapa pantas ku untuk menantimu, dan mencoba tuk bisa menjadi yang terbaik untukmu." - Seberapa Pantas
"Kau tahu engkau berhenti berharap, kau sadari semua indah." - Berhenti Berharap
"Melompat lebih tinggi dari sebelumnya, walau tanpa tanganmu." - Melompat Lebih Tinggi
"Kau adalah pemuja rahasia yang membiarkan semua ini terjadi." - Pemuja Rahasia
"Terima kasih untuk segalanya, engkau anugerah terindah yang pernah kumiliki." - Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki
"Hidup ini tak selamanya indah, tapi selalu ada keindahan dalam hidup." - Kisah Klasik Untuk Masa Depan
"Berlapang dada menerima semua kenyataan, dan teruslah berlari hingga kau menang." - Lapang Dada
"Hanya saja, apa daya, ku tak bisa, bila kau tanya, 'tuk apa ini lagu?" - Radio
"Jangan kau ragu, itu memang aku, yang tak pernah bisa memilikimu." - Itu Aku
"Tak ada yang perlu dipertanyakan, pasti ku bisa." - Pasti Ku Bisa
"Bila nanti kau putar lagi, film favorit kita berdua." - Film Favorit
"Jangan biarkan yang terlewatkan, tak sempat tuk kau ungkapkan." - Yang Terlewatkan
Gimana? Relate kah?
Baca Juga: Panggungnya Sepi Penonton, Penyanyi Cantik Ini Kesal Orang-orang Pilih Nonton Sheila On 7
GridPop.ID (*)
Source | : | Open AI Chat GPT |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar