“Saat kami mendekati tempat tujuan, telepon berdering.
Saat penumpang menjawab telepon, dia menangis.
Hal itu membuatku mulai bertanya-tanya mengapa dia menangis.
Lalu dia mematikan speakernya, jadi aku tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan,” ujar si sopir seperti dikutip dari Sanook.com pada Minggu (3/12/2023).
Ketika mobil berbelok menuju desa, sudah ada ratusan penduduk yang sedang menunggu.
Setiap orang memegang senjata dan menembakkannya ke langit.
Ketika pak sopir bertanya alasan orang-orang melakukan itu, begini jawaban penumpang:
"Oh maafkan saya. Dia baru saja meninggal," ujar si penumpang sambil menunjuk mayat yang duduk di sebelahnya.
Si sopir pun meradang begitu mendengar pengakuan tersebut.
“Saya menolak karena saya ditipu.
Jadi dia memanggil orang dewasa untuk membantu membereskan semuanya,” lanjut sang sopir.
Source | : | Tribun Medan,Tribun Trends |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar