Mengetahui fakta tersebut, S mengaku hatinya sangat sakit.
"Saya engga nyangka, sakit, sakit banget," ucap S.
Namun kala itu S merasa bingung bagaimana caranya ia menyakini keluarganya kalau MN telah memperkosa FN.
Pasalnya MN dikenal sebagai sosok yang sangat manipulatif.
Akhirnya S meminta anaknya untuk merekam setiap ucapan MN secara diam-diam.
"Pas kemarin gurunya ngomong aku pusing, mau ngomong sama siapa," kata FN.
"Takutnya pada enggak percaya,"
"Aku mau nyari bukti yang akurat,"
"Akhirnya aku bilang aku harus ngomong sama keluarga Ayah dan keluarga aku, biar mereka percaya,"
"Aku ngomomg sama dia (korban) kalau kamu lagi sama Ayah, tolong direkam,"
"Rekam, apapun itu," imbuhnya.
Source | : | Kompas.com,tribunjakarta |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar