GridPop.ID - Kisah viral seorang bapak pemulung memungut sisa makanan dari tong sampah yang ditemuinya.
Pemulung tersebut viral setelah sisa makanan yang dipungutnya diberikan kepada sang anak supaya dimakan.
Diketahui, kejadian pemulung memungut sisa makanan di tong sampah hingga diberikan ke anaknya tersebut terjadi di Sragen, Jawa Tengah.
Dilansir dari Tribun Style, pemandangan memilukan itu direkam dan diunggah oleh pengguna Instagram Gerry Prayudi dalam kontennya pada 2 Desember 2023.
Pria yang mengisi bio profilnya sebagai CEO Bengawan Grup ini menggunggah beberapa video disertai keterangan alias caption mengenai sosok pemulung itu.
Berikut rangkumannya:
Sering kali, saya melakukan kunjungan ke Gemolong karena memiliki seorang anak asuh di sana.
Dalam beberapa kesempatan, saya menyaksikan seorang bapak yang tengah terlibat dalam kegiatan pemulungan bersama seorang anak kecil.
Bahkan, aktivitas mereka terus berlanjut hingga larut malam, menunjukkan ketekunan mereka dalam mencari sumber rezeki.
Kami tertarik untuk lebih memahami kisah ini, sehingga kami memutuskan untuk mengikuti mereka dalam kegiatan pemulungan tersebut.
Pada suatu momen yang menarik, bapak tersebut tiba-tiba memberikan makanan kepada anaknya, yang merupakan hasil dari usaha pemulungan yang mereka lakukan.
Kejadian ini memberikan gambaran akan kehidupan penuh perjuangan yang mereka jalani setiap hari.
Tidak hanya itu, kami juga merasa tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang kehidupan mereka, sehingga kami memutuskan untuk mengunjungi rumah kontrakan mereka suatu hari.
Di rumah tersebut, kami bertemu dengan anak tersebut yang bernama Susanti, seorang perempuan berusia 10 tahun.
Sayangnya, Susanti tidak dapat bersekolah karena keluarganya tidak mampu membiayai pendidikannya.
Keluarga Susanti berasal dari Magelang dan telah lama merantau ke Sragen dalam mencari kehidupan yang lebih baik.
Meskipun mereka hidup dalam kesusahan, keluarga ini tampaknya diabaikan oleh keluarga lainnya di sekitarnya.
Rumah kontrakan mereka dihuni oleh tiga orang, yaitu ayah, ibu, dan Susanti.
Untuk membantu meringankan beban keluarga Pak Rahman, kami telah beberapa kali memberikan bantuan sembako.
Namun, kami menyadari bahwa, meskipun sudah lama tinggal di Sragen, mereka jarang mendapatkan bantuan karena bukan merupakan warga asli Sragen.
Oleh karena itu, mari bersama-sama bergandengan tangan untuk memberikan dukungan kepada keluarga Pak Rahman agar Susanti dapat kembali bersekolah dan memiliki harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Dilansir dari artikel terbitan Kompas.id pada 19 Mei 2022, terdapat banyak pemulung yang tanpa jijik menyantap sampah makanan yang mereka temukan di Tempat Pembuangan Akhir di mana mereka mengais rezeki.
Hal itu terjadi di tengah banyaknya makanan yang terbuang di Indonesia.
Sampah makanan memang menjadi kategori terbesar dari sampah yang dihasilkan setiap harinya di Indonesia.
Secara nasional, berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2021, sisa makanan menyumbang lebih dari seperempat sampah yang dihasilkan tiap harinya.
Ini pun telah mengalami penurunan dari tingkatan sekitar 40 persen pada 2019.
Namun, apabila melihat 10 metropolitan penghasil sampah terbesar di Indonesia, sampah makanan rata-rata mengambil porsi sebesar 53,8 persen dari total timbulan sampah.
Baca Juga: 10 Tahun Jadi Guru Honorer, Pria Ini Bangun Sekolah Gratis dengan Modal Jual Sapu Ijuk
Menengok data TPST Bantar Gebang, setiap harinya secara rata-rata ada lebih dari 3.300 ton per hari sampah makanan atau sekitar 43 persen dari total 7.700 ton sampah yang ditimbun ke salah satu gundukan sampah raksasa.
Komposisi sampah makanan yang lebih tinggi ketimbang rata-rata nasional juga terjadi di TPA Sarimukti di Bandung Barat.
Dari sekitar 1.100 ton sampah yang masuk TPA setiap hari, 43 persen atau 473 ton di antaranya sampah organik atau makanan.
Sampah ini berasal dari Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribun Style,kompas.id |
Penulis | : | Veronica S |
Editor | : | Veronica S |
Komentar