Yang mencurigakan terlalu baik, jadi setelah beberapa saat, saya melakukan beberapa penyelidikan,
Dia berselingkuh, tetapi tidak pernah mengatakannya kepada saya, tapi saya tahu bahwa dia tahu bahwa saya tahu."
Meski tahu diselingkuhi dan tak pernah bercerita kepada suaminya yang telah meninggal, wanita ini mengaku tak menyesali keputusannya.
Namun yang membuat wanita ini kaget, si pelakor tiba-tiba saja mengiriminya surat dan meminta untuk ketemu.
"Jika saya memiliki kesempatan untuk mengulanginya lagi, saya akan mengambil jalan yang sama persis seperti yang saya lakukan,
Saya tidak menyesali langkah apa pun yang saya ambil, setelah dia meninggal, saya menemukan jurnal-jurnalnya dan bisa mendapatkan alamatnya,
Saya menerima sesuatu darinya, dan ketika saya memeriksa surat kemarin, saya menemukan sepucuk surat darinya,
Dia tidak secara langsung mengatakan: 'Saya bersama suami Anda selama beberapa tahun terakhir,' tetapi dia meminta untuk bertemu."
Mengetahui hal itu, wanita yang menjadi istri sah suaminya merasa bingung apakah dia harus pergi bertemu dengan si pelakor atau tidak.
Meski demikian, wanita ini sudah berdamai dengan masa lalu.
"Saya sudah bertanya-tanya sepanjang pagi untuk apa dia ingin bertemu, untuk menjelaskan dirinya? Untuk meminta maaf?,
Apapun itu, saya merasa damai dengan semuanya, sebagian dari diri saya ingin mengabaikannya, tetapi sebagian dari diri saya yang lain sangat penasaran,
Apakah saya mengabaikannya atau pergi?" tanyanya.
Sebagai tambahan, salah satu alasan istri memaafkan suaminya meski ketahuan selingkuh adalah karena terikat secara emosional dan sulit untuk memutuskan hubungan.
Tak hanya itu, rasa tanggung jawab terhadap keluarga dan anak-anak bisa menjadi faktor utama yang mendorong istri untuk memberikan kesempatan kedua.
Beberapa istri mungkin juga merasa terdorong oleh tekanan sosial atau takut menghadapi stigma perceraian, yang dapat menjadi faktor dalam keputusan untuk memaafkan. GridPop.ID (*)
Source | : | Mirror.co.uk,ChatGPT |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar