GridPop.ID - Indonesia baru saja berduka.
Kecelakaan tragis terjadi antara KA Bandung Raya dan KA Turangga di Cicalengka, Jawa Barat.
Kecelakaan maut ini mengakibatkan korban meninggal dunia, termasuk masinis bernama Julian Dwi Setiono.
Melansir dari TribunTrends.com, sebelum insiden tersebut, terdapat rekaman video dari HP yang menunjukkan Julian sedang melambaikan tangannya, bahkan tersenyum dan memberi kode dengan tangannya.
Video tersebut menunjukkan momen sebelum tabrakan antara KA Bandung Raya dan KA Turangga di Kampung Babakan, Desa Cikuya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada pukul 06.30 WIB, Jumat (5/1/2023).
KA Turangga, yang merupakan rute Surabaya Gubeng - Bandung dengan nomor lokomotif CC 206 13 97, bertabrakan dengan KA Bandung Raya, yaitu KA lokal atau Commuter Line jurusan Padalarang - Cicalengka dengan nomor KA 350.
Sebuah video yang diunggah oleh akun X @Rifastudying menampilkan masinis KA Bandung Raya, Julian Dwi Setiono, yang tersenyum dan memberikan kode dua jari atau peace dengan tangan kanannya sebelum meninggalkan stasiun.
"Beberapa jam sebelum kejadian PLH antara KA Turangga dan KA Lokal Baraya di petak stasiun Cicalengka - Haurpugur
IF : KA 350 Lokal Baraya dengan lokomotif CC 201 77 17 CN dengan livery vintage PJKA di nahkodai oleh pak Julian," begitu tulis keterangan postingannya.
Beberapa jam sebelum kejadian PLH antara KA Turangga dan KA Lokal Baraya di petak stasiun Cicalengka - Haurpugur ????
IF : KA 350 Lokal Baraya dengan lokomotif CC 201 77 17 CN dengan livery vintage PJKA di nahkodai oleh pak Julian????#KATurangga pic.twitter.com/aOln4qhokq
— RifaCAMABAFTMDITB2024 (@rifastudying_) January 5, 2024
Sayangnya, dalam kecelakaan tersebut, empat orang tewas, termasuk Julian Dwi Setiono dan asisten masinis Ponisan, sementara dua korban lainnya yang belum bisa diidentifikasi merupakan pegawai PT KAI.
"Ada dua korban yang belum bisa dilakukan evakuasi," kata Ibrahim Tompo.
Dua korban tersebut diketahui pegawai PT KAI.
"Belum bisa diidentifikasi," kata Tompo.
EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengonfirmasi bahwa dua korban lainnya adalah pramugara dan sekuriti.
"Kami sangat berduka atas meninggalnya petugas KA akibat kecelakaan," katanya.
Meskipun terdapat korban luka, tidak ada korban jiwa di kalangan penumpang, dengan rincian 287 penumpang KA Turangga dan 191 penumpang KA Bandung Raya.
Berikut rincian penumpang luka :
- RSUD Cicalengka 18 orang,
- RS Edelweis 2 orang,
- RS AMC 2 orang.
Baca Juga: Baru 3 Hari Nikah, Wanita Ini Pilu Suami Meninggal Kecelakaan, Kisahnya Viral di TikTok
EVP of Corporate Secretary KAI, Raden Agus Dwinanto Budiadji, menyampaikan duka cita atas kejadian ini dan memastikan bahwa tidak ada korban jiwa di kalangan penumpang.
Kabar terbaru mengutip dari Kompas.com, proses evakuasi kereta api (KA) Turangga dan Commuterline Bandung Raya, yang mengalami tabrakan di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, telah berhasil diselesaikan.
Rel kereta pada lintasan Stasiun Cicalengka-Haurpugur kini dapat dilalui dengan kecepatan terbatas.
Ayep Hanapi, Manajer Humas PT KAI, menyatakan bahwa seluruh tahap evakuasi telah selesai pada dini hari Sabtu (6/1/2024).
"Evakuasi lokomotif dan kereta selesai pada pukul 04.13 WIB. Selanjutnya, badan kereta tersebut akan dibawa ke Stasiun Bandung," ungkap Ayep saat diwawancara di lokasi kejadian.
Selain itu, dia menyebutkan bahwa perbaikan jalur telah berhasil diselesaikan pada pukul 06.30 WIB.
"Proses evakuasi dengan melakukan kegiatan penggantian bantalan beton yang pecah, penggantian penambat rel, dan perbaikan geometri,” jelasnya.
Dengan penyelesaian perbaikan tersebut, jalur rel kembali dapat dilintasi sesuai dengan target yang telah ditetapkan, meskipun dengan kecepatan yang terbatas.
“Jalur KA dinyatakan aman dengan kecepatan dibatasi. Untuk saat ini 20 kilometer per jam,” pungkasnya.
Baca Juga: VIRAL Video Pria Ngamuk Dalam Bus, Teriak-teriak hingga Ngajak Sopir Ngebut: Tabrakin Aja Bang
(*)
Source | : | Kompas.com,TribunTrends.com |
Penulis | : | Helna Estalansa |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar