Greenflation muncul ketika Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 2 Gibran Rakabuming Raka melempar pertanyaan kepada Cawapres Nomor Urut 3 Mahfud MD, namun Gibran merasa tak puas dengan jawaban Mahfud MD.
Kala itu, Mahfud menjawab pertanyaan Gibran dengan jawaban mengenai sirkular ekonomi. Namun, menurut Bhima, apa yang dikatakan Mahfud tak sepenuhnya salah.
“Sebenarnya jawaban dari greenflation itu adalah realokasi subsidi dan insentif yang selama ini diberikan kepada sektor fosil,” kata Bhima.
“Itu seharusnya bisa digeser ke sektor yang lebih bersih sehingga tidak terjadi inflasi ketika terjadi transisi energi,” tambahnya.
“Tapi, sirkular ekonomi juga berkaitan dengan greenflation. Yang mendorong sirkular ekonomi itu benar juga, kalau kita memberikan insentif ke yang lebih besar kepada ekonomi daur ulang, itu akan membuat barang daur ulang lebih murah,” jelasnya.
Menurut Bhima greenflation berkaitan dengan pengalokasian subsifi atau insentif untuk mencegah inflasi dari transisi energi.
“Saya mengutip kata-kata GIbran, ini harus dilakukan super hati-hati. Tapi, bukan berarti kemudian justru dihambat transisinya karena ketakutan pada greenflation,” lanjut dia.
Baca Juga: Istilah Gaul dalam Bahasa Sunda, Apa Arti Kata Ceunah yang Lagi Viral di TikTok?
Dampak Greenflation
Menurut Bhima, dampak greenflation yang terjadi, secara harfiah adalah kenaikan biaya listrik akibat penggunaan transisi energi lewat PLTA.
Sebagai informasi, investasi di PLTA membutuhkan biaya yang tidak murah.
“Contoh yang paling gampang greenflation misalnya kita transisi menggunakan PLTA skala besar.
Jadi, PLTA skala besar itu kan investasinya mahal. Kemudian, produsen listrik dalam negeri (PLN) meneruskan biaya mahal itu kepada Konsumen,” jelasnya.
GridPop.ID (*)
Baca Juga: Sedang Viral di TikTok, Apa Arti Kata 'Bombastic Side Eye' dalam Bahasa Gaul?
Source | : | Kompas.com,TribunTrends.com |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar