GridPop.ID - Ada banya istilah baru yang kini viral di TikTok.
Seperi misalnya istilah 'Salam 4 Jari' yang kini viral di TikTok.
Tak cuma di TikTok saja, istilah 'Salam 4 Jari' juga viral di berbagai media sosial lainnya, seperti Twitter, Facebook, dan Instagram.
Terlebih lagi, dalam beberapa hari terakhir, banyak netizen yang ramai-ramai membicarakan dan mengomentari tentang salam empat jari tersebut.
Melansir dari TribunSorong.com, salam tersebut muncul seiring dengan semakin maraknya kampanye pemilu 2024.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan salam empat jari?
Arti Salam 4 Jari
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, menyatakan bahwa gerakan salam empat jari yang sedang populer di media sosial sepertinya sengaja diciptakan dan diunggulkan dengan tujuan tertentu menjelang Pilpres 2024.
"Salam 4 jari ini intinya kan jangan pilih pasangan 02, dibuat seolah ada narasi kecurangan, dan tidak boleh (pemilihan) satu putaran. Itu narasi yang ada," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (29/1/2024).
Ujang menduga bahwa salam empat jari ini mungkin dibuat oleh lawan politik dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pasangan calon nomor 2, yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Menurutnya, hal ini bisa terlihat dari narasi yang berkembang di media sosial terkait salam empat jari.
Baca Juga: Viral di TikTok, Arti Kata 'Mik E Gemoy' Punya Makna Tak Sopan
Lawan politik Jokowi terlibat dalam gerakan ini karena Jokowi tampaknya mendukung pasangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024.
Dia menambahkan bahwa narasi salam empat jari mirip dengan tagar #2019gantipresiden yang digunakan untuk melawan Jokowi selama Pilpres 2019 yang mempertemukan Jokowi dengan Prabowo.
"Karena elektabilitasnya Prabowo-Gibran paling tinggi, paling besar. Untuk mengalahkannya, suka-tidak suka, lawan politiknya harus mendegradasi dengan berbagai cara, salah satunya salam 4 jari itu," lanjut Ujang.
Dia menyadari bahwa munculnya gerakan semacam ini tidaklah aneh dalam dunia politik.
Pasangan calon presiden dan wakil presiden yang memiliki peluang menang lebih tinggi pasti akan ditargetkan oleh lawannya.
Mengenai pengaruh gerakan salam empat jari terhadap Pilpres 2024, Ujang mengungkapkan bahwa gerakan ini bisa memengaruhi hasil pemilihan jika menjadi gerakan besar di kalangan masyarakat.
Namun, sebaliknya, gerakan salam empat jari mungkin tidak akan berdampak signifikan pada Pilpres 2024 jika tim sukses dan pasangan calon nomor 02 dapat melawan gerakan tersebut.
"Kalau kubu Jokowi dan Prabowo-Gibran bisa meng-counter narasi salam 4 jari, ya Prabowo-Gibran punya potensi unggul atau menang," terangnya.
Pengaruh Salam 4 Jari ke Paslon 02
Di sisi lain, pengamat politik dari Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, menyatakan bahwa gerakan salam empat jari ini mungkin dibuat untuk melakukan serangan terbuka dan menurunkan elektabilitas pasangan calon nomor urut 2.
"Gabungan kubu 01 dan 03 dapat dimaknai sebagai gerakan 'say no to 02 atau Prabowo'," ujar dia saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (30/1/2024).
Baca Juga: Salah Sewa Fotografer, Pengantin Wanita Menangis Lihat Hasilnya, Foto Viral di TikTok
Namun, Umam mengatakan bahwa gerakan salam empat jari ini perlu diperhatikan apakah merupakan gerakan organik dari masyarakat yang memiliki pemahaman politik yang baik atau gerakan yang diciptakan oleh elit politik.
Jika gerakan ini diciptakan oleh elit politik, maka gerakan ini mungkin merupakan hasil gabungan pendukung pasangan calon nomor urut 1 dan 3 untuk melawan pasangan calon nomor urut 2 yang ingin mengadakan pemilihan satu putaran dalam Pilpres 2024.
Di sisi lain, gerakan ini mungkin juga muncul untuk mengatasi pemilih yang masih bingung atau bahkan belum memutuskan pilihannya dalam Pilpres mendatang.
Menurut Umam, orang-orang seperti itu cenderung akan memilih pasangan calon yang memiliki peluang menang lebih tinggi.
Dilihat dari hasil survei berbagai lembaga, Prabowo-Gibran memiliki tingkat elektabilitas yang lebih tinggi, mencapai 40 persen, dibandingkan dengan lawannya.
Oleh karena itu, perlu adanya tindakan untuk mencegah masyarakat agar tidak hanya memilih pasangan yang lebih unggul.
Umam menyatakan bahwa elektabilitas pasangan calon nomor urut 01 dan 03 cenderung stagnan.
Meskipun elektabilitas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mungkin meningkat, namun belum signifikan untuk menahan jumlah pemilih Prabowo-Gibran.
Sementara itu, Umam juga menilai bahwa pendukung pasangan calon nomor urut 01 dan 03 memiliki potensi untuk bersatu jika mereka merasa memiliki kekuatan yang sama dan lawan yang sama.
Namun, di sisi lain, Ujang tidak menutup kemungkinan bahwa kedua kubu memiliki karakteristik pemilih yang berbeda.
Pendukung pasangan calon nomor urut 01 memiliki kaitan yang erat dengan representasi Islam melalui partai PKB, PKS, dan cawapres Muhaimin Iskandar yang merupakan kader Nahdlatul Ulama.
(*)
Source | : | TikTok,TribunSorong.com |
Penulis | : | Helna Estalansa |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar