Bantal itu cukup kotor dan menjadi sumber bau yang tidak sedap.
Guru memutuskan untuk bertanya kepada siswa laki-laki pemilik tas ransel tersebut yang segera dijawab anak itu sebagai miliknya dan bantal kesayangannya.
Tidak hanya itu Dia juga menunjukkan kepada guru dan teman-temannya bagaimana menggunakan "bantal busuk" miliknya dengan memeluknya seperti harta yang berharga.
Pada akhirnya, sang guru tidak bisa menahan tawa penuh kasih sayang.
Karena kepolosan dan kelucuan siswa cilik tersebut Mereka pun berbagi cerita di media sosial. Hingga menjadi tren viral.
Ibu anak laki-laki itu berkata: Ia tak menyangka kisah "harta karun" putranya akan menarik perhatian orang-orang di media sosial.
"Punya bantal dari lahir sampai sekarang, anak saya selalu membawa bantal ini. Tentu saja, aku terkadang membersihkan bantal tersebut, namun bantal tua dan kotor tidak bisa dihindari, yang menyebabkan keluarnya bau tidak sedap", kata sang Ibu.
Namun saat itu semua orang merasa barang tersebut sangat kotor dan berbau tidak sedap. Putranya tidak merasa seperti itu.
Dan masih sangat menyukainya. Karena dia sendiri tidak bisa menemukan kata-kata untuk menggambarkannya, tapi dalam arti yang baik, barang inilah yang selalu dia bawa bersamanya.
Di Balik Ketergantungan pada Benda Kesayangan Masa Kecil
Benda-benda ini membantu anak menenangkan diri dan sebenarnya tidak ada masalah jika anak memiliki objek kenyamanan.
Source | : | sanook.com,tribunnewsmaker,Kompas.com |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar