GridPop.ID - Kasus bullying atau perundungan di Binus School Serpong, Tangerang baru-baru ini viral menjadi sorotan.
Diketahui, salah satu pelaku bullying adalah putra dari artis ternama Vincent Rompies.
Pelaku bullying sendiri merupakan anggota kelompok yang diberi nama "Geng Tai"
Melansir dari laman kompas.com, Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Alvino mengungkapkan, “Geng Tai” dari Binus School Serpong melakukan perundungan sebanyak dua kali.
“Untuk dari keterangan sementara yang kita dapatkan, untuk kejadian ini ya diduga terjadi tindakan kekerasan, itu terjadi sekitar dua kali, yaitu pada tanggal 2 Februari dan 13 Februari,” ungkap Alvino saat ditemui di kantornya, Selasa (20/2/2024).
Meski begitu, dia belum bisa mengungkapkan lebih lanjut mengenai detail kejadian.
Sejauh ini, pihak kepolisian masih memeriksa keterangan dari para saksi dan mengumpulkan bukti-bukti.
Psikolog Beri Tanggapan, Bahas Tujuan Pelaku Lakukan Perundungan
Psikolog bernama Nurcahyati menanggapi soal kasus bullying di Binus School Serpong yang sedang viral ini.
Dikutip oleh tribuntrends.com dari i YouTube Intens Investigasi, Selasa (20/2/2024), psikolog Nurcahyati menyinggung soal tujuan pelaku bullying.
Ia menilai pelaku tersebut ingin menunjukkan jati dirinya dan agar dianggap kuat oleh orang-orang sekitarnya.
"Tujuan pelaku bullying adalah mereka ingin menunjukkan bahwa mereka adalah orang yang kuat," ungkap Nurcahyati.
Dengan begitu pelaku bullying, kata Nurcahyati, pasti mencari korban yang lebih lemah.
Hal itu agar tujuan dari pelaku tersebut bisa tercapai.
"Maka bisa dipastikan yang menjadi korbannya pasti adalah orang-orang yang lemah."
"Itu untuk memastikan tujuan mereka tercapai aku adalah orang yang kuat gitu," kata Nurcahyati.
Nurcahyati pun mengatakan ada kemungkinan pelaku tersebut sebelumnya pernah juga menjadi korban bullying.
Dari situ, pelaku sebelumnya mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan dan tak bisa membalasnya.
"Biasanya pelaku bullying ini adalah korban bullying entah itu dari keluarga, lingkungan atau siapapun sebelumnya."
"Bermula dari korban bullying, mereka mendapatkan perlakukan yang tidak menyenangkan, tapi mereka tidak punya kemampuan untuk membalas," terangnya.
Kemudian, Nurcahyati menuturkan korban tersebut memendam amarah setelah mendapatkan perlakukan yang tak mengenakkan.
Saat bertemu dengan orang yang lebih lemah, orang itu bisa melampiaskan amarahnya yang sudah dipendam sebelumnya.
"Mereka lalu menyimpan itu, lalu pada saat mereka bertemu dengan orang yang lebih lemah mereka punya kesempatan untuk melampiaskan," jelasnya. GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,tribuntrends |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar