GridPop.ID - Media sosial digemparkan dengan foto penampakan pocong.
Pasalnya potret hantu pocong tersebut berada di gudang logistik Pemilu 2024.
Mengutip Bangkapos.com, bahkan Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) memastikan bahwa foto penampakan pocong itu memang benar adanya.
Konon, foto penampakan pocong di gudang logistik Pemilu 2024 itu diambil Gudang Logistik Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Kelurahan Tanjung Mekar, Kecamatan Karawang Barat, pada 19 Februari 2024 lalu.
Sontak saja foto tersebut dengan cepat menyebar di media sosial.
“Benar, saya mendapatkan foto tersebut dari petugas gudang logistik, foto pocong bukan editan,” kata Ketua PPK Karawang Barat, Yusuf Sopian.
Foto penampakan tersebut, ujarnya didapatkan ketika petugas membuat dokumentasi laporan kegiatan.
Penampakan Pocong Terekam Kamera, Fakta di Baliknya Bikin Kaget
Mengutip Tribun Jogja, sebuah unggahan di media sosial menjadi sorotan.
Postingan tersebut berdurasi 9 detik dan memperlihatkan sosok yang disebut-sebut adalah pocong.
Pocong itu sedang berdiri di dekat sebuah pohon dan disorot lampu senter, memperlihatkan muka yang cukup gelap.
Adapun kain kafan yang membalut tubuh si pocong masih cukup bagus meski tidak seluruhnya berwarna putih.
Sosok itu disebut-sebut muncul di daerah Embung Potorono, Banguntapan, Bantul.
“Infone lurrr.. iki editan po nyata, jarene iki mau bengi neng jembatan lor embung Potorono,” tulis pengunggah itu.
Usut punya usut, sosok pocong tersebut pernah diunggah di akun @pekanbaru_luculucuan pada 25 Juli 2021.
Video itu juga diunggah 26 Juli 2021 di akun @pontiviral.
“Penampakan pocong yang lagi maling pisang.
Digrebek sama warga, ternyata dia minta ampun sambil menangis takut dimasukkan ke bui penjara polsek,” tulis akun itu.
Akan tetapi tidak dijelaskan lokasi serta waktu kejadiannya.
Meski demikian, itu bisa menjadi bukti bahwa pocong di Embung Potorono tidak nyata dan unggahan itu sudah ada sejak tahun 2021.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribun Jogja,Bangkapos.com |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar