"Beberapa kali setiap jam 2 malam dapat kiriman kuntilanak yang selalu nempel di situ muka dan tangannya. Dia berusaha masuk tapi dia gak mampu nembus penolak bala," imbuh Aini.
Dari serangkaian teror yang dialami Aini, ia mengaku lega karena merasa leluhurnya menjaga sang bayi.
Karena tiap kali teror tersebut muncul, hujan besar datang.
"Setelah dapat gangguan seperti ini selalu disambut dengan hujan besar semoga ini bentuk penjagaan dari leluhur," akui Aini.
Kendati demikian, Aini tak bisa menyembunyikan perasaan bersalahnya atas terot yang dialami La Sea.
Aini pun pilu kala membaca komentar miring dari netizen yang menyebutnya bersekutu dengan jin.
Padahal yang selama ini dialami Aini adalah hal alami tanpa kuasa dan dayanya.
"Gara-gara kejadian ini, jadi kepikiran komentar-komentar mereka ketika dalam perjalanan supranatural yang bunda lakukan selama puluhan tahun, hal yang paling terpukul bagi bunda adalah ketika bunda hamil kamu La Sea dan dapat kabar bahwa kamu bakal meneruskan perjalanan bunda dari leluhur," imbuh Aini.
"Selama hamil bunda berjuang agar kamu tidak diserang, pergi ke pantai, ke air terjun, dan ke gunung, keluarga selalu ngadain tawasulan agar kamu tetap terjaga tapi bagaimanapun bunda harus jalani dan hadapi ini semua," sambungnya.
Guna meminimalisir teror yang dialami sang bayi, Aini berjanji akan menuntaskan permintaan leluhurnya.
Source | : | tribunnews,tribunnewsbogor |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar