Menurut Devie, ajaran Islam ini kemudian bertemu dengan budaya ketimuran yang kolektif dimana orang Indonesia memang senang kumpul-kumpul dari dulu, bahkan sebelum Islam masuk ke Indonesia.
"Terlepas dari adanya bulan suci Ramadan atau tidak, kita melihat masyarakat kita ketika sudah berdiskusi panjang di media sosial, lalu 'yuk ketemuan yuk'. Itu menunjukkan ciri dari masyarakat komunal," kata Devie.
Sementara itu pandangan Islam mengenai tradisi bukber juga pernah dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadis berikut:
"Para sahabat Nabi Muhammad SAW bertanya, 'Mengapa makan tidak kenyang?' Kemudian, Nabi balik bertanya, 'Apa kalian makan sendiri?' Para sahabat menjawab, 'iya',". Kemudian Rasulullah SAW menjawab lagi, "Makanlah kalian bersama-sama dan bacalah basmalah, maka Allah akan memberikan berkah kepada kalian semua," (HR Abu Dawud).
Rasulullah SAW diketahui memiliki kebiasaan tidak pernah makan sendirian.
Beliau menyebutkan bahwa sebaik-baiknya makan adalah ketika makan dengan banyak tangan. Hal ini berarti beliau menganjurkan makan bersama.
Tentu saja bukber yang dianjurkan dalam Islam adalah yang berisi hal-hal positif seperti tidak membicarakan keburukan orang lain, sebagai ajang pamer dan sombong, atau menjadi alasan meninggalkan salat magrib.
Ada banyak pilihan tempat makan untuk bukber.
Pastikan memilih tempat makan yang halal dan memiliki fasilitas musala atau area salat agar memudahkan muslim salat magrib.
Mengenai menunya, kamu bisa pilih sesuai selera.
Lantas, faktor apa saja yang membuat anak muda begitu antusias dengan tradisi makan bersama di bulan Ramadan 2023?
Baca Juga: Recook Sekarang! Inilah Resep Menu Buka Puasa Manis-manis Segar, Tak Heran Viral di TikTok
Source | : | Kompas.com,TribunJatim |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar