Menurut perhitungan kalender mereka, hari ini adalah tanggal 1 Syawal.
Meskipun berbeda dengan penanggalan pemerintah, namun semangat perayaan Lebaran tetap sama.
Jarkasi menjelaskan bahwa perayaan Idulfitri yang jatuh pada hari Jumat ini istimewa karena hanya terjadi setiap delapan tahun sekali, sesuai dengan kalender Tarekat Syattariyah yang disebut Jim Awal dan Jim Akhir.
“Sesuai dengan patokan kalender Tarekat Syattariyah yang disebut Jim Awal dan Jim Akhir,” ujar Jarkasi.
“Setiap satu windu atau delapan tahun sekali, Hari Raya Idul Fitri bagi kami jatuh pada hari Jumat Wage. Ini sudah menjadi tradisi dan patokan dalam ilmu kalender Syattariyah," ucap Jarkasi.
Ia mengajak seluruh masyarakat untuk saling menghormati perbedaan waktu pelaksanaan Idulfitri ini sebagai bentuk keragaman dan kebebasan dalam menjalankan agama Islam.
Jarkasi menekankan agar perbedaan ini tidak dijadikan sebagai persoalan antar sesama, tetapi sebagai wujud dari keragaman dan kebebasan beragama.
Oleh karena itu, mari bersama-sama merayakan Idulfitri dengan penuh khusyuk dan kegembiraan.
“Jadikan sebagai bentuk keragaman dan kebebasan dalam beragama. Kita semua bersaudara dan sama-sama merayakan Idulfitri dengan penuh khusyuk dan kegembiraan," pungkas Jarkasi.
Baca Juga: Rayakan Lebaran tanpa Ria Ricis, Teuku Ryan Tertawa Bahagia Dapat Ini saat Mudik ke Aceh
(*)
Source | : | Kompas.com,TribunTrends.com |
Penulis | : | Helna Estalansa |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar