“Saya merasa terlalu lemah untuk melakukan apa pun," keluh Zhao kepada temannya.
“Itu karena tubuhmu sudah mencapai batasnya. Berhenti mendonor darah. Kamu perlu makan dengan baik dan pulih sepenuhnya terlebih dahulu sebelum mempertimbangkan hal lain,” sahut seorang temannya, seperti TribunTrends kutip dari SCMP, Sabtu (20/4/2024).
Meskipun donor darah adalah tindakan sukarela dan amal yang melibatkan pengambilan darah utuh dari donor dan hanya diperbolehkan setiap enam bulan sekali, pemberian plasma dapat dijalankan sebagai aktivitas komersial.
Biasanya dilakukan di stasiun darah yang dioperasikan oleh perusahaan swasta dan hanya melibatkan pengumpulan plasma.
Peraturan yang dikeluarkan Komisi Kesehatan Nasional pada tahun 2021 mengatur bahwa jarak waktu antara donor plasma tidak boleh kurang dari 14 hari, dan total donasi tidak boleh melebihi 24 hari dalam setahun.
Berdasarkan pedoman ini, sumbangan Zhao Wei, terutama dengan interval sesingkat 12 hari, jelas-jelas merupakan pelanggaran.
Catatan percakapan WeChat mengungkap bagaimana Zhao terlibat dalam proses donasi plasma.
Setiap kali akan mendonorkan darahnya, perantara akan mengatur transportasi untuk menjemputnya dan membayarnya 260 hingga 300 yuan (sekitar Rp 580 ribu sampai Rp 670 ribu).
Zhao Wei pernah bertanya apakah dia harus berdonasi pada tanggal 30 Oktober atau menunggu hingga tanggal 1 November, mempertanyakan apakah donasi ketiga dalam waktu satu bulan diperbolehkan.
Untuk ini, perantara dengan cepat menjawab: “30.”
Setelah kematian Zhao, ayahnya menuntut pertanggungjawaban perusahaan pengumpul plasma.
Source | : | Kompas.com,tribuntrends |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar