Find Us On Social Media :

Memilukan, Diduga Alami Malapraktik, Mata Seorang Anak 6 Tahun Buta Seumur Hidup

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Jumat, 25 Januari 2019 | 10:18 WIB

Seorang ibu dengan putranya yang diduga korban malapraktik datangi Hotman Paris.

GridPop.id - Seorang ibu datang dari Kalimantan Timur membawa anaknya untuk berkonsultasi dengan pengacara Hotman Paris.

Sang ibu yang bernama Rianti tersebut datang bersama anaknya, Eza Saputro (6), yang dua matanya mengalami kebutaan.

Rianti menceritakan bahwa ada dugaan anaknya mengalami malapraktik di rumah sakit daerah Kutai Timur yang menyebabkan sang anak buta seumur hidup.

Baca Juga : Pencarian Pesepakbola Emiliano Sala Dihentikan, Saudara Perempuannya Tak Terima: Tolong, Mereka Masih Hidup

Kisah memilukan tersebut diungkapkan Rianti melalui acara Hotman Paris Show edisi 24 Januari 2019.

Saat itu, Hotman Paris menanyakan bagaimana awal mula anak Rianti bisa mengalami kebutaan.

Rianti mengungkapkan bahwa ketika anak berusia delapan bulan terdapat selaput putih di mata sebelah kanan.

Baca Juga : Sering Cekcok Jadi Alasan Gading Marten dan Gisella Anastasia Bukan karena Orang Ketiga

Saat di bawa ke rumah sakit, dokter hanya mengatakan bahwa yang dialami mata anak hanya selaput putih saja sementara kornea terlihat jernih.

Awalnya dokter berencana untuk membersihkan selaput putih yang diduga katarak.

"Awalnya pada delapan bulan ada selaput putih di mata kanan anak saya. Saya bawa ke dokter katanya 'ini cuma selaput putih, korneanya jernih'," ungkap Rianti seperti dikutip GridPop.id, Jumat (25/1/2019).

Baca Juga : Blak-blakan! Deddy Corbuzier Ungkap Pendapatannya Hingga Pajak Tahunan Capai Lebih dari Rp 2 Miliar

Namun sang dokter beralih untuk mengoperasi dan mengganti lensa mata kanan anak Rianti.

Rianti sempat mengaku tidak memiliki biaya, namun dokter menyarankan untuk menggunakan lensa yang ada di gudang.

Saat itu, Rianti tak sempat melihat kondisi lensa tersebut.

Baca Juga : Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla Bocorkan Scene Eksklusif Dilan 1991 di Film PSP : Gaya Mahasiswa

"Di bersihin aja kataraknya. Dia (juga) bilang untuk ganti lensa. Saya tidak punya untuk beli lensa, kata dokter 'nggak usah beli, ada di gudang'. Tapi saya nggak lihat sama sekali (kondisinya). Akhirnya operasi mata kanan," ucap Rianti sembari menahan air matanya.

Usai operasi, kondisi anak pun sempat membaik.

Ia meyakini bahwa kala itu mata kiri anaknya masih bisa melihat dengan baik.

Baca Juga : Pria di Sulawesi Gagal Perkosa Gadis 16 Tahun Karena Digigit Semut di Semak-Semak

"Setelah operasi, sempat pulang. (kondisi) masih bagus, mata kiri masih bagus," tutur Rianti.

Namun dua minggu kemudian, dokter mengungkapkan untuk mengoperasi mata kiri anak Rianti.

Dokter menuturkan bahwa sakit mata yang diidap ditakutkan akan menular.

Baca Juga : Yeslin Wang Gugat Cerai Delon Karena Suka Judi Miliyaran Rupiah, Emas dan Rumah Lenyap untuk Bayar Utang!

Rianti hanya bisa bertanya-tanya dan merasa bingung karena dirinya tidak mengetahui informasi lengkap mengenai kedokteran.

"Dua minggu kemudian kata dokter dioperasi lagi mata kiri. Saya sempat tanya 'kenapa, kan mata kiri nggak ada apa-apa'. Katanya (dokter) 'kan takut menular'. Saya nggak ngerti apa-apa kedokteran, yang saya tahu mata anak saya sehat aja. Mata kiri anak saya juga tanam lensa," jelasnya lagi.

Tidak berhenti di situ, anak Rianti kembali mengalami pendarahan di mata kanan.

Baca Juga : Kejam, Wanita Ini Mutilasi dan Bakar Ratusan Gadis Belia untuk Mendapatkan Darah Perawan Sebagai Tumbal

Rianti pun segera membawa ke rumah sakit kembali, namun tak disangka tanggapan dokter mengejutkan.

Umgkapan dokter yang mengoperasi sang anak pun membuat hati Rianti teriris-iris.

Sang dokter pun melakukan rujukan untuk anak Rianti ke rumah sakit di Samarinda.

Baca Juga : Basuki Tjahaja Purnama Bebas, Berikut Deretan Kerabat yang Turut Menyambut dan Mengungkapkan Sukacita

"Seminggu sehabis mata kiri, (terjadi) pendarahan di mata kanan. Saya datang ke dokter, katanya 'saya takut lihat mata anak kamu, bisa-bisa ini meletus, pecah'" ungkap Rianti.

"'Loh dokter kok takut, kan dokter yang operasi. Saya rujuk aja ke Samarinda'" imbuh Rianti.

(*)