Find Us On Social Media :

Siswi SD Alami Trauma Dihukum Push-Up 100 Kali, Begini Penjelasan Kepsek

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Selasa, 29 Januari 2019 | 10:06 WIB

Ilustrasi kekerasan pada anak.

 

GridPop.id - Peristiwa kekerasan pada anak dialami seorang murid SD yang harus menyimpan trauma untuk bersekolah.

Trauma tersebut akibat dari hukuman yang diberikan pihak sekolah kepadanya.

Dikutip dari Tribunnews.com (29/1), seorang siswi Sekolah Dasar (SD) swasta dihukum push-up 100 kali karena belum melunasi uang sumbangan pembinaan pendidikan atau SPP.

Orang tua GNS tak punya biaya sehingga belum melunasi biaya pendidikan.

Baca Juga : Miris! Begini Kronologi Siswi SD yang Dicabuli Hingga Hamil Oleh Pahamnya Dan Lahirkan Bayi dengan Berat 2,6Kg

Karena hukuman tersebut, GNS (10) taruma berat hingga tidak mau lagi datang ke sekolah.

GNS mengatakan, peristiwa itu dialaminya pada pekan lalu, di salah satu sekolah kawasan Bojonggede, Kabupaten Bogor.

"Lagi belajar tiba-tiba dipanggil kakak kelas, untuk menghadap kepala sekolah, enggak tahu kenapa," ucap GNS di kawasan Kampung Sidamukti, RT 005 RW 010, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodog, Depok, Jawa Barat, dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (29/1/2019).

Baca Juga : Anaknya Dijadikan Barang Bukti di Ruang Sidang, Shezy Idris Ungkapkan Kekecewaan

Setelah menghadap ke kepala sekolah, GNS diminta push-up 100 kali.

"Yang nyuruh kepala sekolah, katanya belum dapat kartu ujian soalnya belum bayaran," ucap GNS dengan mata berkaca-kaca.

Menurut dia, hukuman push-up bukan kali ini diterimanya.

Ia sudah dua kali dihukum seperti itu.

Baca Juga : Tetangga Geram Rumah Laudya Cynthia Bella Berisik Tengah Malam, Atta Halilintar Sembunyi di Ruang Tengah Saat Digerebek Polisi

Selain itu, kata dia, siswa lain pun ada yang dihukum sama dengannya.

"Pernah lagi waktu itu dihukum pusp-up, tetapi cuma disuruh 10 kali. Dari kelas aku ada dua orang lagi yang disuruh push-up," ucap dia.

Akibat push-up ini, GNS mengalami sakit pada perutnya.

Ia pun takut bersekolah lagi.

Baca Juga : Pertemuan dengan Sang Putri Disebut Kaku, Ayah Vanessa Angel Sebut Kuasa Hukum VA Tak Melihat Langsung: Bang Milano Tidak Ada!

"Saya takut, takut disuruh push-up lagi (kalau datang ke sekolah)," ujar dia.

Kejadian yang menimpa GNS ini membuat pihak keluarga berencana memindahkannya ke sekolah lain.

Pihak keluarga berharap, tidak ada lagi siswa di sekolah tersebut yang diperlukan demikian.

"Semoga tidak ada lagi yang diperlakukan seperti adik saya ini. Kasihan sudah 10 hari enggak mau sekolah dan enggak mau ketemu orang," ucap kakak dari GNS yang enggan disebutkan namanya.

Baca Juga : Diduga Terlibat Adu Jotos di Acara Resepsi Pernikahannya Sendiri, Seorang Pengantin Pria di Batam Diangkut Polisi

Dikutip dari kompas.com, Kepala Sekolah SDIT Bina Mujtama, Budi, membenarkan adanya hukuman push-up yang dilakukan oleh pihaknya kepada GNS.

Budi mengatakan, hukuman tersebut dilakukan karena GNS belum melunasi SPP selama berbulan-bulan.

"Sudah sangat banyak sih hampir 10 bulan lebih sih belum bayaran bahkan sudah sampai setahun dua tahun gitu," ucap Budi seperti dikutip GridPop.id dari kompas.com, Selasa (29/1/2019).

Baca Juga : Diduga Terlibat Adu Jotos di Acara Resepsi Pernikahannya Sendiri, Seorang Pengantin Pria di Batam Diangkut Polisi

Ia mengatakan, hukuman tersebut sebagai bentuk shock therapy pada GNS agar orang tuanya melunasi SPP.

"Jadi hanya shock therapy kita panggil saja, jadi memang kita lakukan (suruh push-up) tapi tidak sampai sebanyak itu (100 kali) cuma 10 kali kok terus kita ajak ngobrol lagi anaknya. Kita juga mengerti kondisinya anak-anak masak kita suruh sampai sebanyak itu," tutur Budi. (*)