Sindrom patah hati pertama kali dikenalkan oleh seorang dokter asal Jepang di tahun 1990-an.
Dokter tersebut menggambarkan rangkaian karakteristik klinis yang mirip dengan penyakit jantung.
Ketika sindrom patah hati menyerang, terjadi kontraksi ringan pada ventrikel kiri sehingga menyebabkan sensasi seperti sesak di dada dan tersedak.
Baca Juga : Syahrini dan Reino Barack Bahagia Menikah, Luna Maya Justru Unggah Tulisan dan Foto Penuh Pilu
Selain itu, tubuh secara berlebihan akan meningkatkan adrenalin.
Meski begitu, ada perbedaan mencolok antara sindrom patah hati dengan serangan jantung.
Pada sindrom patah hati, tidak ada gumpalan darah yang menghalangi arteri, ventrikel kiri berbentuk kerucut, dan disebabkan oleh dampak adrenalin yang mendistorsi otot jantung untuk sementara.
Baca Juga : Nyaris Setahun Bercerai dari Veronica Tan, Ahok Bongkar Masalah Harta Gono Gini!
Sedangkan pada serangan jantung memiliki ciri ada gumpalan darah menghalangi arteri, ventrikel kiri sulit memompa, dan adanya dampak arteri koroner.
Dikutip dari stophealth, ada fakta yang mengejutkan dari sindrom patah hati.