Find Us On Social Media :

Di Vietnam dan Minahasa, Daging Tikus Jadi Santapan Lezat yang Populer Dibanding Daging Lainnya

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Jumat, 22 Maret 2019 | 15:06 WIB

Thy dengan tikus yang berhasil ia tangkap di sawah.

GridPop.ID - Pada umumnya, orang mengenal daging konsumsi seperti ayam, sapi, kambing, dan ikan.

Namun di beberapa daerah Vietnam dan juga Indonesia, daging tikus menjadi santapan yang sangat lezat.

Bahkan, ketenaran daging tikus lebih unggul dibanding daging hewan lainnya.

Baca Juga : Sempat Tewaskan Warga Klaten, Tawon Vespa Affinis Kini Muncul di Jakarta, Ini Hal yang Perlu Dilakukan Jika Melihat Sarangnya!

Dikutip GridPop.ID dari National Geographic, pada Jumat (22/3/2019), banyak orang di beberapa negara tropis Asia, menggilai daging tikus.

Terutama bagi masyarakat pertanian utara dan selatan Vietnam yang kerap mengonsumsinya.

Menurut mereka, tikus merupakan sumber protein yang sangat baik.

Baca Juga : Diduga Hal Sepele Jadi Pemantik Isu Perceraiannya dengan Ussy Sulistiawaty, Andhika Pratama: Itu Jahat

Makanan dari hewan pengerat ini pun dapat ditemukan pada menu yang disajikan di wilayah perkotaan Vietnam, termasuk Hoi Chi Minh City.

Bahkan, di deltan Mekong, harga daging tikus lebih mahal dari ayam.

Grant Singleton, ilmuwanyang mempelajari ekologi hewan pengerat dari International Rice Research Institute, mengatakan, delta Mekong sendiri memproduksi hingga 3.600 ton tikus setiap tahunnya, dengan keuntungan mencapai 2 juta dollar AS.

Baca Juga : Lucinta Luna Mengaku Lahap 10 Ronde di Malam Pertama, Perlukah Jadwal Bercinta yang Baku?

Diketahui bahwa ada lusinan spesies tikus di dunia.

Namun, warga Vietnam hanya mengonsumsi dua di antaranya: yakni tikus sawah yang memiliki berat setengah pound, dan bandicoot yang bisa berkembang hingga dua pound.

Menurut Robert Corrigan, ahli binatang pengerat di perkotaan dari RMC Pest Management Consulting mengatakan, bukan hal aneh jika kita makan tikus.

Baca Juga : Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh ke Laut Karawang, Terungkap Ada Pilot Ketiga yang Jadi Penyelamat di Penerbangan Sebelumnya

Setidaknya ada 89 spesies hewan pengerat yang dikonsumsi penduduk dunia, mulai dari Asia, Afrika, hingga Amerika.

Tupai sendiri sudah menjadi makanan utama di beberapa wilayah.

"Hampir semua jaringan otot mamalia pada dasarnya mengandung protein yang sama, baik dari daging sapi atau bahkan kaki tikus," kata Corrigan.

Ian Teh, fotografer National Geographic, mencoba mengikuti kegiatan penangkap tikus yang ia sebut sebagai "Mr. Thy".

Terutama ketika Thy memburu hewan pengerat itu di area pertanian di Quang Ninh, sebuah provinsi di timur laut Vietnam.

Baca Juga : Sepekan Pasca Teror, Suara Azan Berkumandang dan Disiarkan Langsung ke Seluruh Penjuru Selandia Baru, Ribuan Orang Berkumpul

Penangkap tikus menjadi pekerjaan yang penting bagi para petani Vietnam.

Mereka biasanya menjebak tikus dengan kandang kawat atau bambu, kemudian membunuh dan menjual dagingnya ke pasar lokal.

Thy memiliki bisnis musiman menangkap tikus.

Sebagian dibawa pulang untuk makan malam keluarganya, sementara sisanya dijual.

Baca Juga : Dianggap Mencemarkan Nama Baik dan Dilaporkan Syahrini ke Polisi, Lia Ladysta Akhirnya Buka Suara: Kenapa Tiba-Tiba Merasa Tercemarkan?

Singleton mengatakan, di wilayah pedesaan Vietnam, tikus sering diolah dengan bir atau wiski beras.

Teknik memasak hewan ini memang cukup bervariasi.

Ia sendiri pernah melihat tikus dibunuh dengan menempatkannya di air panas atau dengan pukulan kerasa di kepala.

Jika sudah mati, bangkai tikus kemudian dibakar, digoreng, dikukus, direbus, atau dipanggang.

Tikus kukus dikatakan memiliki rasa yang lebih kuat.

Baca Juga : Syahrini Sempat Dikaitkan dengan Sosok Pak Haji Banjarmasin, Hotman Paris Bongkar Sosok Pria yang Menemani Sang Penyanyi Saat Bepergian dengan Jet Pribadi!

Sementara tikus besar dianggap memberikan sensai makan yang lebih puas.

"Orang asing yang mencicipi daging tikus mengatakan bahwa rasanya seperti ayam. Namun, hewan ini memiliki daging gelap dengan rasa yang lebih tajam. Menurut saya, itu seperti rasa daging kelinci," ungkap Singleton.

Meskipun kebanyakan tikus liar di Vietnam sangat sehat dan rendah parasit, tapi ada beberapa risiko kesehatan yang bisa muncul setelah melakukan kontak dengannya sebelum dimasak.

Mamalia ini membawa lebih dari 60 penyakit yang bisa memengaruhi manusia.

Baca Juga : Gisel Sudah Move On, Gading Marten Kepergok Menangis Saat Nyanyikan Lagu 'Pergilah Kasih'

Selain itu, di tempat-tempat di mana tikus menjadi hama tanaman, khususnya sawah di Vietnam, petani biasanya akan memasang racun tikus.

Ketakutan akan racun tikus ini membuat warga Vietnam lebih senang membeli tikus hidup di pasar sehingga dapat menentukan sendiri hewan sehat mana yang akan mereka pilih untuk dimakan.

Yang terpenting, menurut Singleton, memasak daging tikus dengan benar adalah cara terbaik untuk menghindari infeksi penyakit yang ditularkan tikus.

Tak hanya di Vietnam saja, masyarakat Minahasa juga menjadikan tikus untuk santapan.

Baca Juga : Sedang Mencari Asisten Pribadi yang Mau Diajak Keliling Dunia, Milyuner Muda Ini Tak Segan Untuk Beri Gaji Rp 700 Juta!

Melansir dari Kompas.com, orang Minahasa gemar menyantap beragam jenis daging hewan menegaskan bahwa manusia benar-benar berada di puncak rantai makanan.

Salah seorang warga bernama Cici (16) pun menyebut hewan yang pernah ia makan, mulai dari ikan, ayam, babi hutan, kelelawar, ular, anjing, kucing, hingga tikus hutan.

Lidah orang Minahasa memang akrab dengan hewan liar.

Survei Indiyah Wahyuni, dosen Jurusan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi, tahun 2005 menemukan, daging hewan yang paling disukai orang Minahasa adalah tikus dan babi.

Baca Juga : Syahrini Dikabarkan Diboyong Reino Barack ke Apartemen Super Mewah, Ini Jawaban Petugas Keamanan Saat Ditanya Aktivitas Incess

Daging ayam dan sapi ada di urutan paling belakang.

Di Kota Manado yang dihuni para pendatang, daging yang disukai berturut-turut adalah ayam, tikus, anjing, dan babi.

Nasrun Sandiah, dosen antropologi Universitas Sam Ratulangi, menjelaskan, kontrol terhadap makanan di Minahasa sangat longgar.

”Orang bisa makan hewan apa saja karena tidak ada larangan,” ujarnya.

Baca Juga : Berbanding Terbalik dengan Atalarik Syach, Pernikahan Attar Syach dengan Kakak Ipar Duta SO7 Begitu Harmonis

Tradisi itu makin kuat lantaran menyajikan dan menyantap daging hewan liar dianggap bergengsi.

”Semakin langka daging yang disajikan, semakin dianggap bergengsi,” katanya.

Alam masih menyediakan hewan liar meski tidak semelimpah dulu. Nasrun yakin tradisi bushmeat di Minahasa akan berakhir ketika hewan di hutan dan kebun Sulawesi habis disantap. (*)