GridPop.ID - Kasus pembunuhan Siti Zulaeha Djafar, pegawai Universitas Negeri Makassar (UNM) mulai terungkap.
Tak disangka, sang pelaku yang merupakan rekan sekaligus dosen bergelar doktor, Wahyu Jayadi, ini sempat menelepon suami korban usai membunuh Siti Zulaeha.
Dikutip GridPop.ID dari TribunMakassar.com, Selasa (26/3/2019), korban bernama Siti Zulaeha Djafar alias Ela (39) yang merupakan staf Biro Administrasi Umum dan Keuangan di UNM.
Baca Juga : Kekasih dan Ibunya Sampai Menangis, Wajah Buruh Ini Berubah Seperti Model Korea Usai Operasi Plastik
Ia ditemukan tewas di dalam sebuah mobil terios berwarna biru di depan sebuah gudang di BTN Zarindah, Gowa, pada Jumat (22/3/2019).
Dugaan awal, Siti Zulaeha Djafar diduga menjadi korban perampokan.
Namun, ditemukan fakta baru setelah penyelidikan, Siti Zulaeha Djafar merupakan korban pembunuhan.
Baca Juga : Awalnya Sempat Diawasi, Pasangan Suami Istri Ini Diciduk Petugas karena Pegangan Tangan di Pinggir Pantai
Beberapa bukti mengarah pada Dr Wayhu Jayadi, dosen beregelar doktor tersebut.
Doktor Wahyu Jayadi sendiri telah ditahan Polres Gowa dalam kasus pembunuhan terhadap Siti Sulaeha Djafar.
Wahyu Jayadi mulai ditahan mulai hari Minggu (24/3/2019) kemarin.
Ia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Siti Zulaeha.
Dikutip dari Tribunnews.com, adapun motif sehingga pelaku melakukan pembunuhan terhadap korban yaitu karena pelaku merasa tidak terima dengan perlakuan korban.
Selama ini korban sudah dianggap sebagai keluarga pelaku, dimana korban tersebut sudah terlalu jauh ikut campur terhadap masalah pekerjaan dan masalah pribadi pelaku.
Siti Zulaeha Djafar tewas akibat cekikan Wahyu Jayadi.
Dari hasil visum terdapat luka gores/lebam pada bagian leher sejajar di bawah dagu.
Selain itu, terdapat lebam pada bagian pipi kiri dan telapak tangan.
Dari rilis polisi juga diketahui korban dan pelaku adalah tetangga di BTN Sabrina, Kelurahan Paccinongan, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.
Almarhumah Ela adalah istri dari Kepala UPT Kehutanan Wilayah Ajatappareng di Barru, Andi M Syukri (42 tahun).
Almarhumah meninggalkan 3 orang anak, yang masih duduk di bangku PAUD dan sekolah dasar swasta elite di Makassar.
Dia terangkat jadi PNS di Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian (BAUK) bagian Rumah Tangga kampus UNM tahun 2015 laly.
Ela yang dikenal selalu berpenampilan modis, fashionable dan sementara kuliah S2 di PPS UNM ini, ditemukan warga Gowa, Jumat (22/3/2019) sekitar pukul 10.00 wita dalam keadan meninggal dunia.
Posisi korban duduk dan berpakaian rapi di dalam kabin mobil Daihatsu Terios biru langit, DD 1472 AM di halaman depan sebuah Ruko Gudang di Kompleks Zarindah Pattalassang, Gowa, sekitar 16,2 km sebelah timur kampus tempat kerjanya.
Almarhumah yang meninggal dalam keadaan tercekik dengan sabuk pengaman penumpang depan (seat belt) mobil yang di STNKnya atas nama suaminya.
Wahyu Jayadi, yang diamankan petugas sewaktu berpura-pura melayat di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar, Jumat (22/3/2019) siang, mengungkapkan hal yang tak terduga kepada polisi.
Melansir dari TribunGowa.com, kepada polisi, Wahyu Jayadi mengatakan setelah pembunuhan terjadi, ia sempat menghubungi suami almarhumah, Syukri, yang berada di Barru.
Kala itu, Wahyu Jayadi bahkan mengucapkan turut berbela sungkawa atas wafatnya Siti Zulaeha.
Informasi yang dihimpun dari kepolisian, sang istri sempat tak mengetahui jika Wahyu Jayadi pada Kamis (21/3/2019), pergi dengan wanita lain.Dia baru mengetahui itu saat Wahyu Jayadi ditangkap dalam kasus pembunuhan Siti Zulaeha Djafar.
Polisi dari Unit Resmob Ditreskrium Polda Sulsel sempat mendatangi rumah Wahyu Jayadi di blok E nomor 17, perumahan Sabrina Regency, di Jalan Manggarupi, Paccinongang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Jumat (22/3/2019) siang, setelah mayat Siti Zulaeha Djafar ditemukan.
Baca Juga : Konyol, Pria Ini Tak Ingat Apa yang Terjadi Setelah Kepalanya Tersangkut Knalpot Motor
Hal itu dilakukan setelah Wahyu Jayadi teridentifikasi sebagai orang terakhir bersama Siti Zulaeha Djafar sebelum pembunuhan, Kamis malam.
Kepada istri di rumah, polisi menanyakan keberadaan Wahyu Jayadi pada Kamis malam.
Namun, sang istri tak tahu ke mana suaminya.
Saban hari kerja, jika tak ada urusan, Wahyu Jayadi pulang ke rumah sebelum petang tiba.
Saat itu malam Jumat, sang istri pun gelisah menantikan kedatangan sang suami.
Dia mencoba menghubungi sang suami melalui telepon seluler, namun gagal tersambung.
Dia baru melihat sang suami berada di rumah pada Jumat subuh, saat bangun untuk salat subuh.
(*)