GridPop.ID - Terjadi pengeroyakan terhadap siswi SMP Pontianak, AU (12), pada Jumat (29/3/2019).
Siswi tersebut diduga menjadi korban pengeroyokan 12 siswi SMA.
Dikutip dari Tribun Pontianak, Selasa (9/4/2019), Wakil Ketua KPPAD Kalbar, Tumbur Manalu menjelaskan, berdasarkan informasi yang didapatkan KPPAD, target pelaku bukanlah korban tapi kakak sepupu korban.
Baca Juga : Eko Patrio Bertemu Ayu Ting Ting Saat Jalani Umrah, Wajah Polos Sang Pedangdut Tanpa Makeup Jadi Sorotan!
"Permasalahan awal karena masalah cowok. Menurut info kakak sepupu korban merupakan mantan pacar pelaku penganiayaan ini. Di media sosial mereka saling komentar sehingga pelaku menjemput korban karena kesal terhadap komentar itu," katanya kepada Tribun.
Kala itu, korban dijemput pelaku yang merupakan siswi pelajar SMA pada sore hari.
Pelaku meminta korban mempertemukan dengan kakak sepupunya, yang berinisial PO, dengan alasan ada yang ingin dibicarakan.
Baca Juga : Ajun Perwira Pernah Dekat dengan Steffi Zamora, Ternyata Kini Jadi Pacar Calon Anak Tiri!
AU yang tidak mengenal para oknum menyanggupi hal itu, hingga AU bertemu dengan kakak sepupunya.
Setelah bertemu, yang menjemput rupanya tidak hanya seorang saja.
Ada empat tersangka menggiring AU dan PO ke tempat sepi di Jalan Sulawesi.
Kakak sepupu korban kemudian terlibat baku hantam dengan oknum berinisial DE.
Baca Juga : Ratna Listy Ungkap Pablo Benua Sakit Karena Kena Santet, Netizen Justru Sebut Suami Rey Utami Kena Karma!
"Tiga teman DE melakukan kekerasan terhadap AU, dengan melakukan pem-bully-an, penjambakan rambut, penyiraman air, hingga membenturkan kepala korban ke aspal, dan menginjak perut AU," terang Tumbur.
Setidaknya, ada tiga oknum siswi yang diduga melakukan kontak fiisk dengan korban AU.
Namun, di lokasi kejadian setidaknya terdapat sembilan lain yang menyaksikan kejadian tersebut, sambil tertawa, tanpa berupaya menolong korban.
Korban dianiaya di dua lokasi, selain di Jalan Sulawesi korban juga dianiaya di Taman Akcaya hingga kedua korban ditinggalkan begitu saja oleh para oknum siswi SMA gabungan ini.
Tumbur Manalu menuturkan, berdasarkan keterangan dari para pelaku, target mereka bukanlah korban namun PO, kakak sepupu korban.
"Korban ditendang, dipukul, diseret sampai kepalanya dibenturkan di aspal," tambah Ketua KPPAD Kalber, Eka Nurhayati Ishak.
Bahkan, kata Eka, ada pengakuan bahwa perbuatan pelaku juga terjadi pada bagian vital korban.
"Menurut pengakuan korban pelaku utama itu ada tiga, yang mana melakukan berinisial NE, TP, dan NZ. Ini semua anak SMA yang berada di Kota Pontianak," jelasnya.
Eka menjelaskan, akibat perlakuan brutal dari para pelajar yang berasal dari berbagai sekolah itu, korban mengalami muntah kuning.
Setelah melakukan penganiayaan, para pelaku kemudian melontarkan ancaman ke korban.
"Ada ancaman pelaku bahwa kalau sampai mengadu ke orangtuanya, akan mendapatkan perlakuan lebih parah lagi," timpal Tumbur Manalu.
Baca Juga : Teka-teki Kematian Putri Diana, Diduga Dibunuh Anggota Kerajaan saat Tengah Mengandung dan Pindah Agama?
"Korban merasa terintimidasi sehingga tak berani melapor. Namun setelah dilaporkan pada pihak kepolisian, pada hari itu langsung ada proses mediasi di Polsek Pontianak Selatan, proses sidiknya terhadap pelaku masih berjalan," tambahnya.
Kasus penganiayaan yang dilakukan 12 siswa dari tiga sekolah berbeda ini sudah ditangani Polresta Pontianak.
Saat di konfirmasi, Kanit PPA Polresta Pontianak, Iptu Inayatun Nurhasanah mengatakan pihaknya baru saja menerima limpahan berkas dari kasus tersebut dari Polsek Selatan.
"Penanganan dari PPA akan terus berlanjut, kita baru mendapatkan limpahan berkas dari Polsek Selatan,"ucap Inayatun saat diwawancarai, Senin (8/4/2019).
PPA Polresta Pontianak, akan memanggil orangtua korban untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Kita akan lakukan pendalaman dan penyelidikan terhadap kasus ini," katanya.
Sementara itu, keluarga juga menyampaikan kondisi korban sampai saat ini.
Kini, korban semakin depresi, tertekan dan trauma yang tinggi.
Baca Juga : Kenakan Gaun Pengantin, Wanita Ini Mengacaukan Acara Pernikahan Mantan Kekasih dan Memohon Balikan
Bahkan korban kerap mengigau seolah masih dalam penganiayaan.
Keluarga bersikukuh akan tetap melanjutkan permasalahan ini ke jalur hukum, untuk memberikan efek jera bagi para pelaku.
Keluarga korban juga menolak upaya mediasi yang ingin dilakukan oleh para oknum.
“Saya maafkan dia, anak-anaknya. Tapi untuk proses hukum harus berlanjut,” ujar keluarga korban.
Baca Juga : Lengan Perempuan Ini Terayun-Ayun Bagaikan Ekor Kucing Akibat Stroke Usai Minum Pil KB Selama 7 Tahun
Masih mengutip dari Tribun Pontianak, Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono turun tangan atas pengeroyokan yang terjadi terhadap AU.
Edi bahkan sudah mendatangi langsung korban ke rumah sakit.
Menurutnya, aksi penganiayaan yang dilakukan oknum pelajar SMA terhadap AU sangat brutal.
Baca Juga : Menyantap Olahan Darah Babi, Pria Ini Alami Infeksi Parah hingga Kedua Kaki Harus Diamputasi
"Gejala-gejala yang dilakukan pelajar ini dapat memberikan dampak negatif, terutama korban," katanya.
"Kita harapkan tidak terulang lagi kasus ini, mereka juga merupakan anak di bawah umur, maka perlu investigasi secepatnya agar dapat diambil langkah dalam memberikan pembinaan," imbuhnya.
Edi menegaskan pelaku harus diberikan efek jera dan edukasi, agar tidak terulang kembali kejadian semacam ini di Pontianak.
Sementara itu, GridPop.ID pantau di media sosial Twitter, kasus AU ini menjadi trending topic.
Tagar #JusticeForAudrey bahkan menjadi trending topic di urutan pertama di Indonesia.
(*)