GridPop.ID - Laut bisa menjadi ancaman bagi siapa saja yang melintasinya.
Terlebih jika tengah terjebak seorang diri di tengah laut yang bisa membahayakan nyawa.
Tidak adanya makanan hingga air tawar untuk dikonsumsi, manusia tidak akan mampu bertahap hidup di tengah laut terlalu lama.
Baca Juga : Tragis, Diduga Masalah Sepele, Menantu Tega Bakar Hidup-Hidup Ibu Mertua hingga Tewas
Namun, satu dari seribu kesempatan bisa selamat di tengah laut rupanya juga ada.
Kisah tersebut datang dari Nigeria pria ini lolos dari maut setelah 2,5 hari terjebak pada kedalaman 30 meter di bawah pemukaan laut.
Seorang pria bernama Harrison Okene (29) sedang berada di atas sebuah kapal tunda Jackson-4 ketika kapal itu tenggelam akibat dihantam gelombang besar.
Tragis, kapal itu terbalik dan tenggelam bersama dengan Harrison di dalamnya.
Meski terperangkap di dalam kapal yang terbalik, rupanya masih ada tersisa sedikit "kantong udara" di dalamnya.
Hal itu pun membuat Harrison masih bisa bernapas.
Kapal ini tenggelam pada 26 Maret lalu sekitar 32 kilometer lepas pantai Nigeria saat sedang membantu sebuah kapal tanker di sebuah rig milik Chevron.
Baca Juga : Jadi Sorotan, Intip Penampilan Super Seksi Gisella Anastasia Dalam Balutan Korset dan Baju Ketat
Di kapal tersebut, Harrison bekerja sebagai juru masak.
Demikian dijelaskan perusahaan pemilik kapal, West African Ventures.
Harrison mengatakan, dia sedang berada di dalam toilet saat menyadari kapal itu mulai terbalik.
Dan, saat kapal itu tenggelam, Harrison berhasil mencari jalan ke area yang memiliki "kantong udara".
"Saya di sana, berada di dalam air dengan kegelapan total. Saya berpikir hidup saya sudah berakhir. Saya yakin air akan terus naik memenuhi ruangan itu, tetapi ternyata tidak," kata dia.
"Saya amat lapar tetapi paling menyiksa adalah rasa haus. Air laut yang asin membuat lidah saya mengelupas," imbuh Harrison.
"Saya bisa melihat jenazah-jenazah rekan saya. Saya bisa mencium bau mereka. Ikan-ikan datang dan mulai memakan jenazah-jenazah itu. Saya bisa mendengar suaranya," lanjut Harrison.
Setelah 60 jam terjebak, Harrison kemudian mendengar suara ketukan.
Mereka yang mengetuk ternyata tim dari perusahaan penyelaman DCN yang dikirim Chevron dan West African Ventures.
"Kami awalnya menduga tugas kami adalah mengambil jenazah," kata juru bicara DCN, Jed Chamberlain kepada BBC.
Chamberlain mengatakan, Harrison "menangkap" penyelam kedua yang berenang melintasinya.
Situasi itu mengubah arah operasi kami menjadi sebuah operasi penyelamatan," ujar Chamberlain.
Namun, meski sudah ditemukan tim penyelamat, mengeluarkan Harrison dari tempatnya terjebak bukan perkara mudah.
Setelah berada di kedalaman dalam waktu cukup lama, dia membutuhkan waktu di kamar dekompresi untuk menormalkan tekanan tubuhnya.Christine Cridge, direktur medis di Pusat Riset Penyakit Penyelaman (DDRC), memberikan arahan kepada tim yang menolong Harrison.
"Ini adalah situasi yang belum pernah saya hadapi sebelumnya," kata Christine kepada BBC Newsday.
"Setelah berada di dalam tekanan untuk beberapa waktu, nitrogen akan larut ke jaringan tubuh," kata dia.
"Jika Harrison langsung dibawa ke permukaan dari kedalaman 30 meter, dia bisa mengalami serangan jantung atau masalah syaraf serius," tambah dia.
Baca Juga : Kesal dengan Gosip yang Beredar, Gading Marten Blak-blakkan Jelaskan Hubungannya dengan Citra Juvita!
Sementara itu, Harrison menganggap pengalamannya itu sebagai sebuah keajaiban.
Namun, trauma usai menjalani pengalaman mengerikan itu belum hilang.
"Saat di rumah, terkadang saya merasa tempat tidur saya tenggelam. Saya merasa masih berada di laut. Saya melompat dan berteriak," kata dia.
Manajer umum West African Ventures Jan Messchendorp mengatakan, amat bahagia karena Harrison bisa diselamatkan.
Baca Juga : Demi Membuat Biografi Tentangnya, Martunis Anak Angkat Ronaldo Nekat Kunjungi Tempat yang Paling Ia Takuti
"Doa kami selalu bersama keluarga kru lain yang tidak selamat," kata Jan.
Sejauh ini, Harrison diyakini hanya satu-satunya kru jackson-4 yang selamat.
Sementara itu, dari 12 kru kapal baru 10 jenazah yang ditemukan.
Kini operasi pencarian korban sudah dihentikan karena alasan keamanan. (*)