Find Us On Social Media :

Kelelahan Saat Bertugas, Petugas KPPS di Lombok Ini Terpaksa Lahirkan Bayinya di Usia Kehamilan yang Masih 5 Bulan

By Bunga Mardiriana, Rabu, 24 April 2019 | 15:08 WIB

Petugas KPPS terpaksa lahirkan bayinya di usia kehamilan yang masih 5 bulan

GridPop.ID - Peran petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di tiap-tiap daerah perlu diapresiasi.

Mereka sudah bekerja tanpa kenal lelah demi kelangsungan penyelenggaraan pesta demokrasi di Indonesia pada 17 April 2019.

Hingga saat ini dikabarkan sudah ada puluhan petugas KPPS yang meninggal dunia akibat kelelahan saat bertugas.

Baca Juga : Kelelahan Usai Hitung Surat Suara Hingga Pagi, Ketua KPPS di Bekasi Tewas Tertabrak Truk Saat Antar Anaknya ke Sekolah

Tak hanya itu, beberapa petugas KPPS wanita yang tengah mengandung juga mengalami keguguran.

Salah satunya adalah Andriana (26).

Ia adalah petugas Sekretariat Panitia Pemungutan Suara (PPS).

Baca Juga : Diduga Kelelahan Karena 2 Hari Tak Tidur Demi Tugas, Ketua KPPS di Bogor Meninggal Dunia

Diberitakan oleh Kompas.com sebelumnya, Andriana mengalami keguguran karena kelelahan setelah menjadi petugas KPPS.

Hingga kini, ia masih dirawat di Rumah Sakit Dokter Soedjono, Lombok Timur sambil menunggu kabar bayi yang baru saja dilahirkannya.

"Saya melahirkan normal. Hanya kelahiran anak saya dalam kondisi sangat lemah. Memang saya dikuret seperti pasien keguguran, karena ari-ari masih menempel di rahim. Putri saya lahir tapi sangat lemah," katanya pada Kompas.com, Rabu (24/4/2019) melalui saluran telpon.

Baca Juga : Sudah Kecil, Honor Petugas KPPS Makin Terkuras Dikenai Pajak buat Kecewa: Kami Dihargai Seperti Ini?

Andriana mengatakan ia sudah mengeluarkan flek (bercak darah) sejak tanggal 10 April 2019 lalu setelah mengikuti pelatihan sebagai petugas KPPS di Mataram seharian penuh.

"Saya mengandung anak pertama, karena kelelahan keluar bercak darah atau flek. Kata dokter saya hanya butuh istirahat saja selama 2 hari," tuturnya.

Andriana sebagai petugas sekretariat di Kantor Desa Di Paok Motong, Kecamatan Masbagik bertangungjawab menerima, mencatat dan menjaga keamanan logistik bersama empat orang rekannya serta aparat kepolisian dan TNI.

Baca Juga : Terungkap, Petugas Keamanan Akui Syahrini Sering Kunjungi Penthouse Reino Barack Sebelum Resmi Jadi Suami Istri

Puncaknya, pada hari pencoblosan 17 April 2019, Andriana harus tetap berjaga karena proses pengiriman logistik ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dilakukan hingga dini hari.

Andriana tetap berada di sekertariat PPS bersama seorang rekannya menunggu pengembalian kotak suara dan C1 ke PPS.

"Saya hanya berdua dengan rekan saya di sekretariat menjalani tugas itu. Apalagi di desa saya ada 40 TPS. Kami harus mengecek pengembalian C1 dan kotak suara sampai pagi. Sama sekali tidak istirahat. Semua harus dicek jika ada masalah. Pulang dari sana, darah segar keluar dari rahim," katanya.

Baca Juga : Digrebek Petugas Satpol PP, SPG di Aceh Kepergok Sedang Ngamar Bersama Bosnya di Sebuah Hotel

Andriana lalu di bawa keluarganya ke Rumah Sakit Risa Selong, Lombok Timur dan dirujuk ke Rumah Sakit Dokter Soedjojono, Selong.

Namun, Andriana mengaku bahagia bisa mengabdi dan bertugas untuk kepentingan negara.

Adriana bersama suami nya masih terus berdoa agar putri kecilnya bisa bertahan. Selama perawatan, mereka menggunakan uang pribadi.

"Kami ini dengan bahagia mengabdi dan bertugas. Rame-rame dibicarakan soal santunan. Sebenarnya bukan itu saja yang kami harapkan. Perhatian pihak KPU sekedar melihat kondisi kami. Menjenguk sudah membuat kami bahagia," ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, "Dikabarkan keguguran, Petugas KPPS Melahirkan di Usia Kehamilan 5 Bulan karena Kelelahan"

(*)