Dalam riset, McGowen menganalisis 10.000 gen pada
lumba-lumba hidung botol.
Kemudian, ia membandingkan dengan fauna lainnya, seperti sapi, kuda, anjing, gajah, ayam, platypus, dan manusia.
Diketahui, sapi adalah kerabat terdekat lumba-lumba.
Dengan mengetahui gen yang mengalami perubahan atau mutasi, McGowen dapat mengetahui gen manakah yang terpilih atau sedang berevolusi.
Jika lumba-lumba punya lebih banyak protein terkait mutasi, maka bisa disimpulkan lumba-lumba aktif berevolusi.
Hasil riset menunjukkan bahwa 200 gen lumba-lumba secara drastis berubah. 27 gen di antaranya terkait dengan sistem saraf pusat.
Sementara terdapat gen lain yang berubah terkait dengan metabolisme.
"Mungkin perubahan gen ini bisa memicu kapasitas kognitif yang bisa dilihat pada lumba-lumba," ujar McGowen seperti dikutip Livescience.