GridPop.id - Kisah tentang
lumba-lumba sudah sering didengar dan dibicarakan.
Mamalia laut yang satu ini dikenal sangat cerdas.
Lumba-lumba bahkan dianggap sebagai salah satu mamalia laut paling cerdas yang pernah ada.
Satu peristiwa mengharukan terkait lumba-lumba terjadi di Papua Barat.
Dikutip GridPop.id dari Antara, Warga Kampung Warimak, Distrik Teluk Mayalibit Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat menyelamatkan seekor lumba-lumba yang terdampar di pantai akibat terlilit jaring.
Masyarakat di pesisir Pantai Warimak langsung membuka lilitan jaring di tubuh lumba-lumba tersebut dan melepaskannya kembali ke laut.
Esau (27) warga kampung Warimak di Waisai, Minggu (28/4) mengatakan bahwa dirinya bersama masyarakat setempat menemukan lumba-lumba tersebut terdampar tidak berdaya di pantai karena terlilit jaring dua hari lalu.
Melihat kondisi ikan lumba-lumba tersebut, kata dia, masyarakat langsung membuka lilitan jaring dan langsung melepaskannya kembali ke laut.
Menurut Esau, saat ditemukan ikan lumba-lumba tersebut sempat mengeluarkan air mata.
Masyarakat setempat sedih melihatnya.
Ia menjelaskan bahwa terdamparnya ikan lumba-lumba di Warimak teluk Mayalibit sudah dua kali.
Masyarakat setempat menolong lumba-lumba tersebut dan melepaskan kembali ke laut.
"Kami sadar akan konservasi sehingga jika ada lumba-lumba terdampar di pantai masyarakat setempat menolong dan melepaskan kembali ke laut sehingga anak cucu juga bisa melihatnya di masa yang akan datang," tambah dia.
Lumba-lumba dikenal punya kelebihan dalam komunikasi dengan sebangsanya serta mampu berinteraksi dengan manusia.
Kecerdasan lumba-lumba bahkan mengalahkan beberapa mamalia lainnya.
Apa yang membuat lumba-lumba cerdas?
Dikutip Grid.id dari Kompas.com, Michael McGowen dari Wayne State University School of Medicine di Michigan tertarik untuk mengetahui sebabnya dengan melakukan analisis secara molekuler.
"Kami memutuskan untuk melihat gen dalam genom lumba-lumba untuk mengetahui apakah ada kesamaan antara gen yang berubah dalam lumba-lumba dengan gen yang berubah pada silsilah primata," kata McGowen.
Dalam riset, McGowen menganalisis 10.000 gen pada lumba-lumba hidung botol.
Kemudian, ia membandingkan dengan fauna lainnya, seperti sapi, kuda, anjing, gajah, ayam, platypus, dan manusia.
Diketahui, sapi adalah kerabat terdekat lumba-lumba.
Dengan mengetahui gen yang mengalami perubahan atau mutasi, McGowen dapat mengetahui gen manakah yang terpilih atau sedang berevolusi.
Jika lumba-lumba punya lebih banyak protein terkait mutasi, maka bisa disimpulkan lumba-lumba aktif berevolusi.
Hasil riset menunjukkan bahwa 200 gen lumba-lumba secara drastis berubah. 27 gen di antaranya terkait dengan sistem saraf pusat.
Sementara terdapat gen lain yang berubah terkait dengan metabolisme.
"Mungkin perubahan gen ini bisa memicu kapasitas kognitif yang bisa dilihat pada lumba-lumba," ujar McGowen seperti dikutip Livescience.