GridPop.ID - Budaya antre perlu ditanamkan sedari anak masih kecil hingga ketika dewasa nanti ia memiliki perilaku yang baik di lingkungan.
Terlebih, di zaman sekarang kita menemukan banyak orang bersikap seenaknya dengan tidak mengikuti aturan antre.
Tak ayal sikap itu bisa memicu amarah orang-orang sekitar yang datang dan juga ikut mengantre.
Kericuhan karena tidak mau antre itu juga terjadi di sebuah rumah sakit di China saat seseorang melanggar antrean.
Namun, bukan sesama pasien yang menegur melainkan dokter yang saat itu sedang menangani pasien-pasiennya.
Bahkan saking geramnya dengan orang yang langgar antre itu, sang dokter sempat terlibat perkelahian hingga harus berurusan dengan polisi.
Dilansir dari SCMP via Kompas.com, Dokter Zhao Xiaojing (48), ahli bedah di Rumah Sakit Renji, Shanghai, terlibat berdebat hingga berkelahi dengan salah seorang keluarga pasien, Rabu (24/4/2019) lalu.
Pasalnya, salah seorang keluarga dari pasien itu menyerobot antrean agar dapat lebih dulu bertemu dokter.
Awalnya, suami salah seorang pasian memotong antrean dan memasuki ruangan Zhao.
Melihat sikap itu, Zhao pun menolak untuk menemuinya dan mengusirnya.
Merasa tak terima diperlakukan dokter seperti itu, suami pasien dan dokter itu saling bertengkar hingga berujung perkelahian.
Akibat kericuhan itu, polisi pun ikut turun tangan untuk melerai dan meminta keterangan kedua belah pihak.
Sang dokter pun berkelit dan menolak ikut dengan petugas karena menyadari banyak pasien yang telah mengantre untuk bertemu dengannya.
Petugas pun terpaksa menggunakan kekerasan untuk membawa Zhao ke pos polisi di Tangqiao.
Zhao sempat ditahan selama 15 menit sebelum dilepaskan untuk kembali bekerja dan berjanji memberi keterangan usai selesai bekerja.
Petugas polisi juga beralasan harus membawa Zhao dengan cara kekerasan karena sesuai prosedur.
Polisi sempat memberikan Zhao waktu 20 menit untuk mencari dokter pengganti.
Namun, Zhao tetap tidak mau ikut dengan polisi sehingga petugas terpaksa menggunakan kekerasan.
Tindakan polisi kepada dokter Zhao yang tengah bertugas itu pun menuai kritikan dari masyarakat.
Berbagai pandangan pun bermunculan terkait sikap sang dokter maupun petugas.
Baca Juga : Tak Diduga, Reino Barack Tiba-tiba Ungkit Masa Lalu, Tuding Luna Maya Halu dan Melanggar Hukum
Asosisasi Dokter Medis China menyayangkan cara polisi menangani perselisihan antara pertugas medis dan dengan pasien.
"Jas putih dokter dan seragam biru polisi adalah simbol profesi yang dipercaya. Mereka seharusnya dapat saling mendukung dan bekerja sama," tulis pernyataan asosiasi.
Sementara Direktur kantor polisi Tangqiao, Huang Bo, juga mengatakan hal lain.
Baca Juga : Dianggap Bikin Malu Indonesia, Jessica Iskandar Akhirnya Minta Maaf!
"Bagaimana menyeimbangkan aturan dengan alasan, sikap keras kepala dan fleksibilitas, adalah sesuatu yang harus kita renungkan dan tingkatkan dalam pekerjaan kita," ujarnya.
Terkait sikap siapa yang salah, seorang dokter ahli bedah menuliskan bahw Zhao sudah bertindak benar karena pasien itu memotong antrean.
"Jika setiap pasien tidak mengantre, bukankah akan berantakan? Apa yang salah dengan dokter yang berusaha menjaga ketertiban di tempat kerjanya? Saya merasa kami, sebagai dokter, hampir tidak memiliki hak," tulisnya.
Sementara seseorang lainnya menuliskan bahwa semua orang, termasuk dokter, adalah sama di hadapan hukum.
"Betapa pun baiknya Anda sebagai dokter, Anda tidak bisa menutup mata terhadap hukum. Semua orang termasuk dokter adalah sama di depan hukum dan saya mendukung tindakan polisi," tulis pengguna internet lainnya.
Hanya masalah antre saja bisa timbul masalah lainnya yang semakin rumit.
Untuk itu budaya antre memang perlu diajarkan kepada anak sejak dini.
Baca Juga : Tak Disangka, Ruben Onsu Berikan Barang Super Mahal Ini Saat Jenguk Nikita Mirzani di Rumah Sakit
Masih dikutip dari Kompas.com, sejak kecil anak perlu diajarkan untuk bersikap baik.
Yakni dengan mengucapkan kata "Tolong", "Terima Kasih", "Permisi", dan "Maaf.
Selain itu, kebiasaan lain yang patut dilatih pada anak sejak usia dini adalah budaya antri.
Meski terkesan sepele dan tidak mendesak, namun budaya antre bisa menumbuhkan sifat sabar, tertib pada aturan, membentuk tabiat menghargai hak orang lain, dan merangsang empati. (*)