GridPop.ID - Seorang bupati terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ia adalah publik figur dari wilayah paling utara Indonesia, Bupati Kepulauan Talaud, Sri Wahyumi Maria Manalip yang diamankan KPK pada Selasa (30/4/2019) sekitar pukul 11.20 WITA.
Sri Wahyumi Manalip ditangkap di kantornya saat hendak melakukan kunjungan kerja.
Dikutip GridPop.ID dari Kompas.com, Kamis (2/5), usai Bupati Talaud ditahan KPK, pihak keluarga saat ini menghindar memberikan keterangan.
Hal ini ditegaskan Wakil Ketua I DPC Partai Hanura Kabupaten Kepulauan Talaud Jimmy Tindi yang dipercayakan sebagai juru bicara keluarga Bupati Talaud, Kamis (2/5).
"Jadi, bukan syok dan mengurung diri di kamar. Hanya saja menghindar memberikan keterangan. Untuk urusan keluarga diserahkan semuanya ke saya untuk bicara," katanya saat dikonfrimasi Kompas.com.
Diketahui, suami Sri Wahyumi, Armindo Pardede SH MAP merupakan seorang hakim aktif di Pengadilan Tinggi Manado.
Diketahui, Sri Wahyumi merupakan istri seorang Hakim aktif di Pengadilan Tinggi Manado bernama Armindo Pardede SH MAP.
Humas Pengadilan Tinggi Manado Imam Syafii membenarkan Armindo Pardede masih bertugas.
Penangkapan Bupati Talaud oleh KPK, Selasa (30/4) siang, membuat kaget keluarga.
Dikutip dari Tribun Manado, suami Sri Wahyumi dan empat anak mereka memilih bungkam di rumah mereka.
Situasi rumah domisili Bupati Talaud Sri Wahyumi Manalip di perumahan elit, Tamansari Metropolitan, Mapanget, Manado, Sulawesi Utara, masih tertutup rapat dan terlihat sunyi.
Suami serta empat anak Sri Wahyumi sendiri rupanya belum pergi menjenguk Bupati Talaud yang kini menjadi tahanan di Jakarta.
"Akan ke sana tapi belum, soalnya berita terkait ibu juga mengejutkan keluarga, soalnya baru saja jadi kayaknya belum hari ini," kata salah satu pria yang enggan disebutkan identitasnya kepada Tribun Manado, Rabu (1/5/2019).
Terlepas dari situasi dan kondisi Sri Wahyumi beserta keluarga usai Bupati Talaud ditangkap, sifat asli keluarga tersebut pun dibeberkan tiga orang petugas kebersihan.
Tak disangka, keluarga Sri Wahyumi dikenal bersahaja dan baik.
Tiga orang petugas kebersihan dan tukang potong rumput tersebut setiap harinya bekerja di depan kediaman Bupati Talaud.
"Terakhir kami melihat ibu dengan bapak sekitar bulan lalu. Bapak kelihatan sedang sakit," kata tukang sapu perempuan saat berbincang dengan Tribun Manado tak jauh dari rumah Bupati Talaud itu.
Para petugas kebersihan setiap hari bertugas menyapu depan rumah di sepanjang calaster Mahawu, termasuk rumah bupati Sri Wahyumi.
Mereka mulai menyapu jam 7 pagi sampai 11 siang kemudian berlanjut pada jam 2 siang sampai 5 sore.
"Sering kalau kami menyapu, ada oma yang merupakan kelaurga ibu Bupati, bantu pindahkan jika ada barang seperti tempat sampah dan lainnya, untuk perlancar kami menyapu," kata petugas kebersihan lainnya.
Lebih lanjut, keluarga bupati cantk itu adalah orang yang baik, suka membantu dan menyapa.
Bahkan, sering memberikan kue dan air mineral saat para petugas kebersihan sedang menyapu.
"Kami pernah diundang, mengikuti open house tahun baru di rumah itu," tandasnya. (*)