Perempuan berusia 36 tahun tersebut bercerita jika ia mendapatkan orderan dari seorang pria bernama Doni.
Orderan tersebut diterimanya pada Rabu (1/5/2019) sekitar pukul 04.00 WIB dinihari.
Pemesan meminta dijemput di RSU dr Slamet Garut dan diantar ke Desa Banjarwangi dengan jarak sekitar 60 kilometer lebih dengan biaya Rp 230 ribu.
Begitu menerima orderan, Yuni dihubungi pemesan yang mengatakan bahwa penumpang yang akan dibawa adalah jenazah.
Namun, Yuni memilih tidak menolaknya.
Baca Juga : Sempat Lampiaskan Emosi dan Hapus Foto Pernikahan, Evi Masamba Kini Malah Sayang-sayangan dengan Suaminya
"Begitu menjemput, yang mesan bilang terimakasih karena aku supir keempat yang akhirnya mau menerima," jelas Yuni saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/5/2019).
Ibu tiga anak ini mengaku banyak orang menghindari membawa jenazah, karena takut mobil yang digunakan sepi penumpang.
Namun, Yuni tidak mau peduli, karena dirinya yakin rejeki Allah yang mengatur.
"Banyak yang bilang kalau mobil dipakai usaha terus dipakai ngangkut jenazah jadi tiis (sepi). Saya mah nggak peduli, rejeki mah Allah yang ngatur," katanya.
Yuni yang baru menjadi mitra Grab pada akhir Desember 2018 lalu mengaku, selama ini dirinya tidak pernah pilih-pilih orderan.
Begitu pula saat menerima orderan membawa jenazah.
"Aku terima karena waktunya maju ke subuh. Jadi nggak parno. Saya juga telpon yang mesan, keluarganya meninggalnya karena apa. Karena kalau kecelakaan yang terbayang banyak darahnya kemana-mana dan bau amisnya nempel di jok," katanya.
Yuni mengaku, menerima orderan membawa jenazah memang sudah menjadi salah satu cita-citanya setelah menjadi pengemudi Grab, karena tempat tinggalnya juga tidak jauh dari RSU dr Slamet Garut.