Find Us On Social Media :

Serukan Perang dengan Indonesia, KKB Papua Ancam Habisi dan Bantai Pekerja PT Freeport Hingga Sebut Prabowo Telah Bunuh Mereka

By Dewi Lusmawati, Jumat, 17 Mei 2019 | 23:29 WIB

Ultimatum perang terhadap Republik Indonesia, KKB Papua ancam tembak mati semua pekerja PT Freeport tanpa terkecuali.

Pernyataan Sikap saksikan pada video yang disampaikan langsung oleh Panglima KODAP 8 Intanjaya dari Markas Kemabu.

Silakan click di link dibawa ini: https://www.youtube.com/watch?v=MSBZqEZBHX4

Demikian Siaran Perss KOMAS TPNPB-OPM yang mana mengumumkan Pernyataan Panglima KODAP VIII Kemabu Intan Jaya, Papua.

Siran Pers ini dapat dikeluarkan dari Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM pada hari Senintanggal 6 Mei 2019, guna dapat menjadi Perhatian oleh semua pihak.

Baca Juga: Tidurnya Terganggu Suara Speaker Masjid, Pemuda Ini Tikam Orang yang Sedang Mengaji, Polisi Temukan Fakta Mengejutkan!

 

Terima kasih atas Perhatian dan kerja sama yang baik. Silahkan diteruskan kepada semua Journalist di seluruh dunia.

Oleh juru Bicara KOMNAS TPNPB-OPM Tuan Sebby Sambom," tulis akun TPNPB dalam postingannya.

Tak hanya itu, KKB Papua juga mengatakan bahwa Calon Presiden Republik Indonesia nomor urut 02, Prabowo telah membunuh kelompok mereka.

Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari unggahan akun YouTube Sebby Sambom yang mengunggah sebuah postingan pada 5 Mei 2019.

"Pernyataan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat pada 10 April 2019

Pengumuman perang oleh Komandan Wilayah Pertahanan Tembagapura tahap TPNPB yang berperang melawan Indonesia di wilayah pertambangan Freeport di Tembagapura, Papua Barat.

Mereka akan menyerang area penambangan emas di Tembagapura Papua setelah pernyataan ini diumumkan secara terbuka.

Pernyataan Komandan KODAP VIII dari TPNPB Bridjen Ayub Waker dikeluarkan pada tanggal 10 April 2019," tulis Sebby Sambom dalam postingannya.

Dalam video berdurasi 3 menit 55 detik yang diunggah Sebby sambom, nampak sejumlah pria berpakaian loreng dan membawa senjata.

Seorang diantaranya berbicara didepan kamera.

"Sekarang saya KODAP 8 Kemabu.

Kabupaten Intanjaya, sekarang yang saya tunggu SK dan tongkat Komando sudah berikan kepada saya, maka kita akan peran.

Sekarang, ini adalah perintah perang saya umumkan atas nama Pangkodap 8 Intanjaya, laki-laki perempuan semua Prabowo sudah bunuh kami semua, yang sisa kami ada ini.

Ini saja jadi, dari ujung sampai ujung (Sorong-Merauke).

Semua yang ingin merdeka, kita bersatu merebut tanah Papua.

Satukan semua kekuatan senjata kita perang area Freeport, perang... perang terus sampai Papua Merdeka.

Kalau tidak, perang... perang sampai dunia kiamat (Yesus datang), perang," ujar salah seorang pria dalam bahasa daerah.

Baca Juga: Hukuman Mati Menghantui Steve Emmanuel, Andi Soraya dan Indra Bruggman akan Jadi Saksi Pembela untuk sang Aktor

Video kemudian berlanjut dengan acara serah terima jabatan dengan simbol pemberian tongkat komando dan cap Panglima Kodap.

 

Usai memberikan pidato singkat, Panglima Kodap yang baru dilantik memimpin pengibaran bendera Bintang Kejora, khas Organisai Papua Merdeka (OPM).

Sebelum menyerahkan Irian Barat ke pangkuan RI, Belanda telah melakukan langkah licik dengan secara diam-diam membentuk negara boneka Papua.

Belanda bahkan membentuk pasukan sukarelawan lokal bernama Papua Volunteer Corps ( PVC) yang sudah terlatih baik dan sempat bertempur melawan pasukan RI ketika melancarkan Operasi Trikora.

Ketika Belanda menyerahkan Irian Barat, secara sengaja Belanda rupanya tidak membubarkan negara boneka Papua yang saat itu dipimpin warga lokal .

Pasukan PVC juga tidak dibubarkan dan banyak di antaranya yang masuk ke hutan.

Baca Juga: Sempat Berharap Tak Dapat Pasangan Seperti Teuku Wisnu, Shireen Sungkar Blak-blakan Ungkap Perasaannya Jika Dimadu sang Suami: Sebagai Perempuan Saya Nggak Sanggup!

Mereka kemudian membentuk pasukan perlawanan (pemberontak) yang kemudian dikenal sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Pada tahun 1964-1967 OPM bersama 14.000 warga di bawah pimpinan Lodewijk Mandatjan masuk hutan di daerah Kepala Burung dan melancarkan pemberontakan bermodal senapan-senapan tua peninggalan PD II.

Pada 28 Juli 1965, terjadi serangan ke asrama Yonif 641/ Cenderawasih Manokwari sehingga mengakibatkan tiga anggota TNI gugur dan empat lainnya luka-luka.

Tahun 1967 pasukan baret merah RPKAD (sekarang Kopassus) pun diturunkan untuk menangani pemberontakan dan kekacauan dengan cara pendekatan perang serta non perang.

Baca Juga: Pamer 4 Pucuk Senjata Rampasan yang Disebut Milik TNI, Pimpinan KKB Lekagak Telenggen: Presiden Jokowi, Kami Tidak Takut

Mungkinlah ini yang menyebabkan KKB menyebut-nyebut Prabowo dalam pidatonnya, pasalnya Prabowo Subianto sendiri pernah menjabat sebagai Danjen Kopassus pada Desember 1995-Maret 1998.

Tapi pendekatan non perang yang dilakukan secara persuasif dengan cara menghargai adat istiadat setempat ternyata lebih berhasil.

Mandatjan bersama semua pengikutnya pun keluar hutan dan secara suka rela mau bergabung dengan NKRI.

Pendekatan persuasif terus dilakukan TNI ketika terjadi gangguan keamanan di Papua hingga saat ini.

Baca Juga: Bikin Bulu Kuduk Merinding, Begini Fakta Foto Gangster Acungkan Celurit di Jalanan Jakarta yang Viral di Media Sosial

Para pengacau keamanan di Papua umumnya masih membawa-bawa nama OPM ‘warisan’ Belanda agar mendapat perhatian secara internasional.

Mereka juga kerap menyerang para pekerja freeport dalam upaya ‘cari perhatian’.

Tapi pemerintah RI tidak mau terkecoh dan menyebut para pengacau keamanan itu sebagai Kelompok Keriminal Bersenjata (KKB) saja.

(*)