Find Us On Social Media :

Anaknya Tewas pada Aksi 22 Mei, Ayah Korban Ceritakan Kondisi Tangan Harun yang Tertembus Peluru hingga Kematiannya yang Janggal

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Selasa, 28 Mei 2019 | 18:44 WIB

Aksi 22 Mei mengakibatkan beberapa fasilitas umum rusak.

GridPop.ID - Aksi 22 Mei 2019 menelan korban jiwa termasuk seorang remaja bernama Harun Al Rasyid (15).

Kematian tersebut membuat keluarga harus menelan pit pahit kehilangan sang anak.

Ayah korban, Didin Wahyudi pun menceritakan kronologi kematian anaknya.

Baca Juga: Sebut Terdapat Guru Ngaji Libatkan Anak-anak Ikut Aksi 22 Mei, KPAI Beri Peringatan Tegas!

Dikutip dari Tribun Bogor, Didin Wahyudi dan sang istri, Yuni, menceritakan kepergian Harun Al Rasyid hingga menjadi korban tewas dalam aksi 22 Mei saat menjadi narasumber di Tv One Senin (27/5/2019).

Yuni bercerita, Harun Al Rasyid menunjukkan gelagat tak biasa sejak Selasa (21/5/2019).

Saat itu, Harun datang ke kantor sang ayah untuk minta diantarkan pulang.

Baca Juga: Inilah Perempuan Pemasok Senjata Aksi 22 Mei dan Targetkan Tembak Mati 4 Tokoh Nasional, Begini Perannya

Sesampainya di rumah, Harun lantas pamit pergi bermain layang-layang dan meminta uang Rp 5 ribu kepada ibunya untuk membeli kertas.

"Biasanya kalau kurang dia minta lagi, tapi ini nggak," kata Yuni dikutip dari Youtube TvOneNews.

Saat pergi bermain, Harun pun tak kunjung kembali ke rumah hingga maghrib namun ibunya mengaku sang anak bakal pulang ketika waktu sahur.

Baca Juga: Aksi Sulap Anggota Brimob Bharatu Ridho pada Demo 22 Mei Bikin Kagum dan Terhipnotis, Begini Sosoknya

Namun, sahur pada Rabu (22/5/2019) Harun tak juga pulang ke rumah.

"Bapaknya ini memang nggak biasanya dia khawatir," kata Yuni.

Setelah buka puasa di hari kedua anaknya tak berada di rumah, Yuni memutuskan untuk mencar Harun ke tempat biasanya dia bermain.

Saat itu, Yuni bertemu dengan sejumlah teman yang biasanya bermain dengan Harun Al Rasyid yang mengaku bertemu Harun di kawasan Slipi.

Baca Juga: Inilah Penyokong Dana Tersangka Penembak Mati 4 Tokoh Nasional dan Kerusuhan 22 Mei di Gedung Bawaslu

"Kok kamu udah pulang Harun kok belum ?" tanya Yuni ke teman Harun Al Rasyid.

Belum juga selesai menemukan sang anak, Yuni dan Didin Wahyudi mendapat telepon dari relawan.

Menurut Didin Wahyudi, relawan mencoba mencocokkan data korban yang ada di rumah sakit Dharmais, Jakarta.

Baca Juga: Operasi Rahasia di Balik Kerusuhan 22 Mei, Ketika Amplop Mulai Dibagikan

"Karena di Dharmais itu ada seorang anak umur 14 tahun korban tembak seperti itu," kata Didin Wahyudi.

Didin Wahyudi lantas menerima foto korban yang ada di rumah sakit Dharmais.

"Saya lihat kok mirip gitu, mirip seperti Harun, dari alisnya, dari matanya gitu, tapi saya lihat rambutnya agak keriting jadi gak mirip Harun," kata Didin Wahyudi.

Baca Juga: Apresiasi Penjagaan Polri dan TNI di Lokasi Kerusuhan, Cathy Sharon Bagikan Makanan Buka Puasa Gratis Untuk Para Petugas

Tim relawan lantas datang ke rumah Didin Wahyudi dan mencocokan data yang dimiliki.

Menurut Didin Wahyudi, tim tersebut yang pertama kali menemukan Harun dan membawanya ke rumah sakit.

"Tim relawan yang pertama kali menemukan anak saya di TKP terus diangkat ke ambulans. Jadi awal mereka tahu itu diangkat dibawa ke rumah sakit Dharmais mereka tahu semua kondisinya," ujar Didin Wahyudi.

Baca Juga: Sempat Viral dan Dikabarkan Tewas Setelah Dipukuli Oknum Brimob, Ini Motif Andri Bibir Suplai Batu Untuk Kerusuhan 22 Mei

Dari keterangan tim relawan tersebut, Didin Wahyudi menjelaskan kondisi terakhir kepala bagian belakang Harun lembek.

Selain itu, Didin Wahyudi juga mengatakan ada lubang seperti bekas peluru di bagian lengan sebelah kiri.

"Ada lubang tembus ke sini, peluru tembus ke paru-paru, jantung," kata Didin Wahyudi.

Baca Juga: Fotonya Dipakai Untuk Isu Palsu Tewasnya Margaretha Nainggolan di Kerusuhan 22 Mei, Wanita Ini Tak Terima dan Lapor Polisi

Diketahui, Harun meninggal di rumah sakit Dharmais pada Rabu (22/5/2019) pukul 21.45 WIB.

Keluarga Harun Al Rasyid lantas diminta untuk mengambil jenazah yang dipindahkan ke Rumah Sakit Kramat Jati, Jakarta.

Didin Wahyudi yang tak kuasa menjemput sang anak lantas mewakilkan pada orang tuanya dan adik yang paling bungsu untuk ke rumah sakit.

Baca Juga: Ambulans Berlogo Partai Gerindra yang Dikemudikannya Berisi Batu Tanpa Alat Medis di Lokasi Kerusuhan, Begini Pengakuan Sang Sopir

"Sampai Kramat Jati katanya tidak bisa diambil, karena jenazahnya ini harus melalui proses, prosesnya minta surat pengantar dari Polres Jaakarta Barat," jelas Didin Wahyudi.

Didin Wahyudi mengatakan tidak dapat penjelasan soal kondisi dan penyebab kematian bahkan orang tua Didin tak diperkenankan untuk melihat wajah Harun.

"Hanya boleh melihat gambar di foto di HP, betulkan anak bapak ini," cerita Didi Wahyudi.

Baca Juga: Cerita Unik Penjual Kopi Keliling saat Kerusuhan 22 Mei, Raup Keuntungan Uang Melimpah 3 Kali Lipat Namun juga Merasa Kecewa, Kenapa?

Selain itu, kata Didin Wahyudi, nama Harun di rumah sakit diganti menjadi Mr X yang diduga karena petugas tak berhasil mendapatkan identitas korban.

"Dan namanya pun disebutkan Mr X, kurang tahu juga yah, saya pikir anak saya memang tidak membawa identitas, mungkin itu alasannya," kata Didin Wahyudi.

Yuni juga mengatakan tidak ada pihak kepolisian yang menemui dirinya untuk memberi informasi mengenai Harun Al Rasyid.

Baca Juga: Bak Angin Segar di Tengah Kerusuhan 22 Mei, Video Suara Kameramen Kompas TV Justru Viral hingga Sukses Bikin Terbahak-bahak!

"Sama sekali tidak ada," kata Yuni soal Harun.

Dikutip dari GridHot.ID, terdapat delapan korban tewas akibat aksi 22 Mei 2019 yang berakhir ricuh.

Polisi masih mendalami para tersangka pemilik senjata api yang merupakan gerombolan pembunuh bayaran yang telah menargetkan akan mengincar pimpinan lembaga survei Pilpres 2019. (*)