Find Us On Social Media :

Kapolri Ungkap Identitas Tokoh Nasional yang Jadi Target Pembunuh Bayaran, Berikut Rekam Jejak Para Jenderal Tersebut

By Bunga Mardiriana, Rabu, 29 Mei 2019 | 10:15 WIB

Kapolri ungkap identitas 4 tokoh nasional yang jadi target pembunuhan

GridPop.ID - Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian akhirnya mengungkap empat nama pejabat negara yang menjadi sasaran dalam rencana pembunuhan.

Seperti yang diketahui sebelumnya, polisi sudah menangkap enam tersangka yang mendapat perintah untuk membunuh 4 tokoh nasional dan 1 pimpinan lembaga survey.

Keenam tersangka tersebut memiliki perannya masing-masing, ada yang menjadi pembunuh bayaran dan menyuplai senjata.

Baca Juga: Aksi Demonstrasi di Depan Bawaslu Berujung Ricuh, Kapolri Ungkap Sosok Provokator dan Jumlah Bayaran yang Diterima Oleh Mereka

Melansir dari Kompas.com, hal tersebut disampaikan oleh Tito di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta pada Selasa (28/5/2019).

"Ada Pak Wiranto, Menko Polhukam, Ada Pak Luhut, Menko Maritim. Lalu ada Pak Kepala BIN, dan juga ada Pak Gories Mere," ujar Tito.

Lebih detail, keempat pejabat tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere.

Baca Juga: 3 Fakta Pembunuh Bayaran IR, Desertir TNI yang Dibayar 5 Juta Untuk Eksekusi Bos Lembaga Survei

Keempat tokoh tersebut adalah dua pensiunan jenderal TNI AD dan dua orang lainnya adalah pensiunan jenderal polisi.

Berikut GridPop.ID rangkumkan profil singkat dari keempat jenderal tersebut dari Tribun Jakarta.

1. Jenderal (Purn) Wiranto

Wiranto adalah Jenderal (Purn) TNI AD.

Wiranto mantan Panglima ABRI/Menteri Pertahanan pada era pemerintahan Presiden Soeharto.

Wiranto adalah pendiri dan mantan Ketua Umum Partai Hanura.

Wiranto adalah menteri yang membentuk tim pemantau pernyataan para tokoh dan dia juga mengusulkan penutupan media yang menyebarkan hoax.

Baca Juga: Ini Dia Profil 6 Pembunuh Bayaran yang Akan Eksekusi 4 Tokoh Nasional dan Tembak Mati Pengunjuk Rasa Sebagai Martir

2. Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan

Luhut Binsar Pandjaitan adalah Menteri Koordinator Maritim pada era Pemerintahan Presiden Jokowi.

Meski menjabat Menko Maritim, Luhut sering berususan dengan masalah-masalah politik, termasuk berhubungan dengan sejumlah tokoh politik nasional.

Ketika terjadii keributan jelang pengadilan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Luhut paling aktif mendekati sejumlah tokoh dan ulama.

Luhut memiliki latar belakang militer di pasukan khusus (Kopassus).

Baca Juga: Pembunuh Bayaran Targetkan Tembak Mati 4 Tokoh Terkenal dan Bos Lembaga Survei Hingga Kantongi Uang Eksekusi Rp 150 Juta, Begini Cara Kerjanya

3. Jenderal (Purn) Budi Gunawan

Pensiunan Jenderal (Pol) ini termasuk perwira tinggi Polri yang sangat dekat dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Budi Gunawan telah diusulkan oleh Presiden Jokowi menjadi Kapolri, tetapi KPK di era kepemimpinan Abdul Samad dan Bambang Widjojanto, Budi dijadikan sebagai tersangka.

BG (panggilan akrab Budi Gunawan) batal menjadi Kapolri dan jabatan tinggi di Polri hanya sebagai Wakapolri.

BG kemudian diangkat menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dan pangkatnya kemudian naik menjadi Jenderal (Pol).

Baca Juga: Pembunuh Bayaran Targetkan Tembak Mati 4 Tokoh Terkenal dan Bos Lembaga Survei Hingga Kantongi Uang Eksekusi Rp 150 Juta, Begini Cara Kerjanya

4. Komisaris Jenderal (Purn) Gories Mere

Komjen Gories Mere adalah polisi yang memiliki latar belakang reserse dan termasuk tokoh yang membentuk Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.

Gories Mere lahir di Flores Timur, 17 November 1954 yang menjabat sebagai Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional tahun 2009-2012.

Nama Gories Mere mulai mencuat ke publik saat berhasil menangkap ratu ekstasi Zarima di Texas, Amerika Serikat, tahun 1996.

Gories Mere kini menjabat sebagai staf Khusus Presiden Bidang Intelijen.

(*)