Find Us On Social Media :

Geger Mbah Fanani Pertapa Dieng Berambut Gimbal Mendadak Kembali ke Persemayamannya Usai Diculik Orang Tak Dikenal

By None, Minggu, 9 Juni 2019 | 08:05 WIB

GridPop.id - Apakah masih ingat Mbah Fanani pertapa di Dieng, Jawa Tengah?

Ya, ini cerita seorang pertapa yang fenomenal.

Beberapa waktu lalu, sang pertapa kabarnya diculik orang yang mengaku keluarga.

Akibatnya, desa Dieng Kulon, Batur Banjarnegara mendadak ramai.

Baca Juga: Lebaran di Bali, Luna Maya Kepergok Liburan dengan Konglomerat Malaysia Faisal Nasimuddin, Makin Dekat?

Sembilan mobil dari luar kota berhenti di depan rumah seorang warga di Jalan Raya Dieng Kulon, Sugiyono.

Mereka rupanya keluarga besar Mbah Fanani, pertapa yang telah puluhan tahun bersemedi di depan rumah Sugiyono.

Rombongan dari Cirebon itu bermaksud mengantar Mbah Fanani yang sempat dijemput orang tak dikenal, sebulan lalu.

Warga sekitar berdatangan menyambut kehadiran pria fenomenal tersebut.

Keluarga dan warga sempat beramah tamah.

"Setelah itu ada serah terima dari keluarga ke warga. 

Kami warga Dieng Kulon menerima dengan tangan terbuka kedatangan Mbah Fanani lagi di Dieng. 

Baca Juga: Ziarah ke Makam Ani Yudhoyono Pasca 7 Hari Kepergiannya, Sang Adik Mastuti Rahayu: Semoga Kita Dipertemukan Kembali di JannahNya

Dia sudah kami anggap warga sendiri," kata Kepala Desa Slamet Budiono, Selasa (23/5).

Tenda lusuh Mbah Fanani dibiarkan apa adanya. 

Tidak ada fasilitas baru di dalam tenda.

Warga tak mengagungkan Mbah Fanani berlebihan, kecuali menganggapnya bagian dari warga lantaran lama menetap di wilayah mereka.

"Jika Mbah Fanani ingin tinggal di tempat yang bagus, tentu dia akan betah tinggal di Indramayu. 

Nyatanya dia memilih kembali ke Dieng dengan kondisi tempat demikian,"katanya

Slamet mengatakan, penjemputan Mbah Fanani dari petilasan Ki Dampu Awang Indramayu dilakukan oleh pihak keluarga dari Cirebon pada Jumat (19/5).

Sebelum itu, ia bersama sejumlah warga Dieng sempat bersilaturahim ke kediaman putri tunggal Mbah Fanani, Nyai Maryam, di desa Jatisari, Plered, Cirebon.

Baca Juga: Prihatin dengan Foto Vulgar Sang Putri yang Disebar Mantan Pacarnya, Ibunda Cinta Laura Unggah Pesan Menyentuh: Biarlah Peluru Itu Melewati Tubuhku Dulu!

Kepada pihak keluarga, Slamet mengutarakan permohonan maaf warga menyusul peristiwa penjemputan Mbah Fanani oleh orang tak dikenal beberapa waktu lalu.

"Saat penjemputan Mbah Fanani kebetulan saya sedang umroh. Nyai Maryam juga umroh. 

Setelah umroh ini, ada momentum untuk membicarakan masalah ini dengan keluarga," katanya.

Pasca kedatangan warga Dieng tersebut, keluarga langsung berembug.

Mereka memutuskan segera menjemput Eyang Fanani dari Indramayu.

Meski berstatus keluarga, mereka tidak ingin asal menjemput.

Mereka memberitahukan aparat keamanan dan pemerintah setempat tentang rencana penjemputan.

Mereka juga menyodorkan surat pernyataan bermaterai atas nama Nyai Maryam binti Kyai Akhmad Fanani Binti Kyai Binti Kyai Banyamin sebagai bukti hubungan kekeluargaan di antara mereka.

Jumat sore (19/5/2017), rombongan keluarga menuju padepokan Ki Dampu Awang Indramayu yang ramai peziarah.

Proses penjemputan Mbah Fanani di tempat tersebut berlangsung damai. 

Baca Juga: Gaya Pakaiannya Dinilai Tak Senonoh saat Lebaran Bareng Keluarga Venna Melinda, Natasha Wilona Banjir Hujatan dan Kritikan Keras!

Tidak ada perlawanan dari pihak padepokan.

"Yang menjemput adalah putrinya sendiri. 

Tidak ada kendala dalam proses penjemputan,"katanya

Sebelum diantar kembali ke Dieng, Mbah Fanani sempat menginap beberapa hari di rumah putrinya, Nyai Maryam, di desa Jatisari Plered Cirebon.(*)

Baca Juga: Punya Suami Pengusaha Kaya, Andi Soraya Mengaku Bingung Untuk Membayar Biaya Sekolah Putranya Setelah Steve Emmanuel Terancam Hukuman Mati

Baca Juga: Temukan Benda Lawas di Rumah Lamanya, Maia Estianty Langsung Menyesal Tak Menikah dengan Irwan Mussry Saat Masih Muda!

 Artikel ini tayang di Tribunjateng.com dengan judul berasal dari Keluarga Berada Kenapa Mbah Fanani Bertapa di Dieng? Cerita Putrinya Membuka Misteri