Find Us On Social Media :

Curiga dengan Pemindahan Setya Novanto ke Lapas Gunung Sindur, Najwa Shihab: Ini Membuat Gerak Papa Setnov Semakin Bebas!

By Bunga Mardiriana, Minggu, 16 Juni 2019 | 11:45 WIB

Najwa Shihab, Setya Novanto

GridPop.ID - Kabar baru datang dari terpidana kasus korupsi e-KTP, Setya Novanto.

Lagi-lagi Setya Novanto menghebohkan masyarakat dengan beredarnya foto dirinya yang sedang berada di luar lapas.

Ya, Setya Novanto baru saja kepergok sedang berada di toko bangunan.

Baca Juga: Jadi Tukang Cuci Mobil dan Jualan Beras untuk Menyambung Hidup, Inilah Perjuangan Setya Novanto Hingga Jadi Ketua DPR dan Berujung di Lapas Gunung Sindur

Melansir dari Tribunnews, di toko bangunan tersebut Setya Novanto sedang bersama sosok wanita yang diduga sebagai istrinya.

Dalam foto yang beredar ia tampak mengenakan topi dan masker.

Baca Juga: Dari Sel Palsu Hingga Pelesiran di Toko Bangunan, Inilah Sederet Ulah Setya Novanto Sejak Jadi Terdakwa Korupsi yang Bikin Geleng-geleng Kepala

Akibatnya, Setya Novanto kini dipindahkan dari Lapas Sukamiskin Bandung, Jawa Barat ke Lapas Gunung Sindur di Kabupaten Bogor pada Jumat (14/6/2019).

Melansir dari Kompas.com, Setnov dibawa keluar dari Lapas Sukamiskin pukul 22.30 WIB.

Pemindahan tersebut dilakukan malam itu juga setelah foto dirinya yang ada di toko bangunan beredar luas.

Baca Juga: 5 Fakta Tak Terduga Istri Baru Setya Novanto yang Diduga Kepergok Temani Suami Tamasya Keluar Lapas

Kakawanwil Kemenkum HAM Jabar Liberty mengatakan, Setnov dipindahkan ke Lapas Gunung Sindur yang mayoritas penghuninya adalah teroris dan dengan pengamanan ekstra ketat.

‎"Malam ini Setya Novanto dipindah ke Lapas Gunung Sindur supaya pengamanannya super maksimum karena menurut saya ini perlu dilakukan. Di Lapas Gunung Sindur pengamanan ekstra ketat, mayoritas warga binaan kasus terorisme," ujar Liberty di Lapas Sukamiskin Bandung, Jalan AH Nasution, Jumat (14/6/2019).

Sementara itu, jurnalis sekaligus pembawa acara ternama Najwa Shihab ikut menanggapi pemindahan Setnov ke Lapas Gunung Sindur.

Baca Juga: Terpergok Plesiran di Toko Bangunan, Setya Novanto Dipindah ke Lapas Gunung Sindur yang Banyak Dihuni Teroris

Seperti yang diketahui sebelumnya, Najwa sudah pernah melakukan investigasi langsung ke Lapas Sukamiskin yang ditempati oleh Setnov.

Ia menilai bahwa skandal yang bersangkutan dengan Setya Novanto tidak pernah dituntaskan oleh pihak Lembaga Pemasyarakatan.

"Drama baru lagi. Dan lagi. Mata Najwa meliput dan menginvestigasi berbagai kasus 'Papa' Setya Novanto ini sejak lama. Mulai dari skandal 'Papa Minta Saham' beberapa tahun lalu, 'drama tiang listrik' hingga 'sel palsu di Sukamiskin'. Setelah kepergok makan nasi Padang, kini Papa jalan-jalan ke toko bangunan. Kaget? Terus terang tidak. Dan saya yakin sebagian teman-teman akan berpendapat peristiwa kesekian kali ini juga biasa saja,"

Baca Juga: Lebih Pilih Beli Barang Mahal Untuk Diri Sendiri Tanpa Sepengetahuan Suami, Najwa Shihab Ungkap Alasan Menohok Dibaliknya

"Berbagai skandal yang menyangkut Setya Novanto tidak pernah dituntaskan oleh aparat di Lembaga Pemasyarakatan. Sel palsu Setnov yang terungkap secara kasat mata di Mata Najwa pun tidak membuat LP berbenah diri. Hanya selang belasan hari stlh 'penggerebekan' Mata Najwa itu, Setnov kembali nyaman di sel istimewanya. Skandal demi skandal ini terhenti sekedar menjadi pemberitaan dan hujatan di media sosial," tulis Najwa Shihab di laman Instagramnya pada Sabtu (15/6/2019).

Najwa melanjutkan, dirinya justru mencurigai bahwa pemindahan tersebut sengaja dilakukan untuk semakin menjauhkan Setnov dari pantauan publik.

Menurutnya, di lapas tersebut Setnov akan semakin bisa untuk bergerak dengan bebas.

Baca Juga: Tanggapi Kabar Setya Novanto yang Kepergok di Restoran Nasi Padang, Najwa Shihab: Papa Memang Luar Biasa!

"Drama terkini Setya Novanto yang membuatnya dipindahkan ke LP Gunung Sindur ini justru membuka kecurigaan lain. Bahwa ini babak baru dengan skenario yang bertujuan membuat gerak Papa Setnov semakin bebas karena jauh dari pemantauan publik. Agar kita lupa dan semakin tidak peduli. Agar kita menyerah lelah karena toh ini bukan urusan kita. Karena ini 'biasa saja'. Dan teman2, itulah yang berbahaya. Ketika kejahatan kita anggap sebagai kewajaran. Ketika penyelewengan yang berulang akhirnya kita lihat sebagai normalitas. Ketika pelanggaran kolektif menjadi terlembagakan dan termaklumkan. Sekali lagi. Berbahaya," pungkas Najwa.

(*)